BATU – Komitmen mengusung kebaharuan yang diperjuangkan Relawan Malang Anyar ternyata tak berhenti begitu saja pasca pelaksanaan Pilkada Kabupaten Malang. Relawan Malang Anyar yang dulunya menjadi pendukung pasangan yang diusung PDI Perjuangan, Dewanti Rumpoko – Masrifah Hadi ini akhirnya melembagakan diri dengan membentuk organisasi Sahabat Malang Anyar.
Deklarasi dan pelantikan pengurus dilakukan di kompleks SMA Selamat Pagi Kampung Kids di Jalan Raya Pandanrejo No. 1, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Tinur, Minggu (14/2/2016).
Sejumlah nama masuk dalam kepengurusan, seperti Wali Kota Batu Eddy Rumpoko, anggota fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jatim dari dapil Malang Raya H.Gunawan, tokoh masyarakat H Zaini, mantan Ketua KPU Kota Batu Bagyo Prasasti, dan budayawan Dr Dwi Cahyono masuk dalam jajaran dewan pembina.
Kemudian di jajaran presidium yang berjumlah 9 orang masing-masing diwakili oleh relawan.
“Kepengurusan Sahabat Malang Anyar ini mencakup relawan dari Kabupaten Malang, Kota Malang maupun Kota Batu. Kita ingin menyemaikan semangat kebaharuan yang pernah kita bawa saat Pilkada Kabupaten Malang lalu menjadi lebih luas ke wilayah Malang Raya,” ujar Eddy Rumpoko yang masih menjabat ketua DPC PDIP Kabupaten Malang.
“Kita tidak hanya ingin sekadar menjadi oposisi karena kalah dalam pilkada. Gagasan dan gerakannya tidak berhenti sebatas itu. Malang Anyar ingin membuktikan bahwa masyarakat bisa urun rembug dan ambil peran mewujudkan pikiran-pikiran besar dalam upaya gerakan kebaruan, meski tidak berada dalam pemerintahan,” ungkap ER sapaan akrabnya.
Dia minta agar Malang Anyar mampu mengubah pikiran pragmatis masyarakat dalam berpolitik agar mereka memiliki kemandirian politik, tidak sekadar menjadi subyek dalam gelaran event-event politik semata.
“Pikiran pragmatis masyarakat harus diubah tanpa meninggalkan kegiatan-kegiatan perbaikan ekonomi. Seperti pengembangan potensi masing wilayah dan mensinergikannya dengan potensi di daerah sekitarnya,” tutur ER.
Sementara itu, ahli sejarah dan budaya Dwi Cahyono menegaskan bahwa sembilan kebaharuan yang ditawarkan dalam Pilkada Kabupaten Malang masih sangat relevan untuk diterapkan di Malang Raya, karena Malang merupakan sebuah entitas sosial budaya.
“Pokok-pokok pikiran Malang Anyar tidak hanya lokal kabupaten Malang, tetapi juga cocok untuk Malang Raya,” kata Dwi.
Menurut dia, selama ini masyarakat Malang Raya telah membuktikan bahwa walaupun berada di daerah pedalaman, namun bisa berkembang pesat tak kalah dari masyarakat pesisir. Itu semua, lanjutnya, tidak lepas dari sikap keterbukaan masyarakatnya sejak zaman dulu.
“Banyak peristiwa-peristiwa besar yang terjadi di Malang memberi kontribusi bagi provinsi Jatim maupun nasional. Oleh karena itu Malang Anyar bisa menempatkan dirinya sebagai evaluator dan sekaligus solusi atas berbagai permasalahan di masyarakat sebagai akibat dampak dari kebijakan pemerintah atau lainnya,” papar dia. (sa)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS