Selasa
18 Maret 2025 | 3 : 24

Endog-endogan, Cara Masyarakat Banyuwangi Peringati Maulid Nabi

pdip-jatim-endog-endogan

BANYUWANGI – Masyarakat Banyuwangi punya tradisi khas dalam memeriahkan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, yakni prosesi Endog-endogan.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar mengatakan, tradisi Endog-endogan merupakan cara masyarakat Banyuwangi untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Tradisi yang telah berlangsung selama puluhan tahun ini biasa digelar baik di kota hingga ke pelosok desa.

Namun tahun ini tradisi ini dijadikan lebih besar dan meriah melalui Festival Endog-endogan. Karena menurut Anas, pemkab menilai budaya ini perlu terus dilestarikan bahkan disyiarkan ke penjuru Indonesia.

Ada makna filosofi yang tinggi dari tradisi Endog-endogan. Endog atau telur memiliki tiga lapisan, kulit telur, putih telur dan kuning telur.

Kulit telur diibaratkan sebagai lambang keislaman sebagai identitas seorang muslim. Putih telur, melambangkan keimanan, yang berarti seorang yang beragama Islam harus memiliki keimanan yakni mempercayai dan melaksanakan perintah Allah SWT.

Lalu kuning telur melambangkan keihsanan, dimana seorang Islam yang beriman akan memasrahkan diri dan ikhlas dengan semua ketentuan Allah SWT.

“Islam, Iman dan Ihsan adalah harmonisasi risalah yang dibawa Nabi Muhammad SAW yang jika ditancapkan pada diri manusia akan menghasilkan manusia yang mencerminkan akhlak Rasulullah. Inilah makna Festival Endog-endogan agar kita selalu ingat dan menjalankan tuntunan nabi,” jelas Anas, Sabtu (2/12/2017).

Bupati yang juga bakal Calon Wakil Gubernur Jawa Timur ini menambahkan, kegiatan ini punya makna yang luas.

Selain untuk memperingati Maulid Nabi, pihaknya ingin agar orang-orang di luar Banyuwangi merasakan spirit dan semangat warga Banyuwangi yang begitu luar biasa dalam memperingati Maulid Nabi.

“Sehingga ini menjadi syiar budaya Islam yang asli produk kearifan lokal Banyuwangi,” ujar Anas.

Di akhir acara, Festival Endog-endogan diakhiri dengan memakan ancak bersama-sama. Satu ancak yang berisi nasi dan lauk pauk dimakan oleh 4-5 orang. Keguyuban pun langsung terasa saat semua berbaur bersama-sama memakan hidangan tersebut. (goek)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Artikel Terkini

LEGISLATIF

Sebagian Jalan di Desa Gerih Masih Berlapis Sirtu, Pak Dirman Siap Perjuangkan Peningkatan Infrastruktur

NGAWI – Kondisi jalan di Desa Gerih, Kecamatan Gerih, Kabupaten Ngawi, masih belum sepenuhnya mulus. Sejumlah titik ...
EKSEKUTIF

Susun RPJMD Trenggalek, Mas Ipin Optimalkan Aset untuk Perkuat Fiskal Daerah di Tengah Efisiensi

TRENGGALEK – Bupati Mochamad Nur Arifin menjadi narasumber dalam Forum Konsultasi Publik (FKP) Rancangan Awal ...
LEGISLATIF

Puan Minta Eks Kapolres Ngada Dipecat dari Polri dan Disanksi Seberat-Beratnya!

JAKARTA – Ketua DPR Puan Maharani minta agar eks Kapolres Ngada Kapolres Ngada, AKBP Fajar Widyadharma Lukman ...
KRONIK

Rakor Pengamanan Idulfitri, Bupati Lukman Soroti Lonjakan Arus Mudik dan Balik

BANGKALAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan bersama Polres Bangkalan menggelar rapat koordinasi (rakor) ...
LEGISLATIF

Gelar Reses, Elvita Vetti Komitmen Perjuangkan Pelaku UMKM dan Pendidikan

GRESIK – Anggota DPRD Kabupaten Gresik dari Fraksi PDI Perjuangan Elvita Vetti menggelar reses untuk menyerap ...
KRONIK

Bupati Ipuk Sampaikan LKPJ Tahun 2024 dalam Rapat Paripurna DPRD Banyuwangi

BANYUWANGI – DPRD Kabupaten Banyuwangi menggelar rapat paripurna dengan agenda penyampaian Laporan Keterangan ...