JAKARTA — Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan, partainya tidak akan minta uang mahar bagi calon kepala daerah yang akan diusung di pilkada serentak.
Malahan, seluruh elemen PDI Perjuangan akan bergotong royong membiayai pasangan calon yang diusung.
“Tidak ada uang mahar. Tapi kita tidak menutup mata bahwa pilkada membutuhkan biaya. Baik untuk sosialisasi maupun kampanye,” kata Hasto, Minggu (25/6/2017).
PDI Perjuangan, jelas Hasto, punya tradisi gotong royong dalam membiayai calon kepala daerah yang diusung. Gotong royong itu melibatkan seluruh kader PDI Perjuangan, seperti jajaran struktural, anggota DPR, anggota DPRD, termasuk melibatkan calon.
Jadi kalau ada calon yang memberikan kontribusi itu juga digunakan untuk kepentingan mereka. Bukan sebagai mahar untuk bentuk membeli tiket pencalonan.
“PDI Perjuangan tidak melakukan jual-beli rekomendasi pencalonan kepala daerah,” jelas Hasto.
Sementara itu, terkait dengan munculnya prediksi kekalahan PDI Perjuangan di Pilkada DKI akan berimbas ke daerah lain, Hasto optimistis Pilkada DKI Jakarta tidak akan berimbas negatif di daerah lain.
Setiap daerah, lanjut dia, memiliki karakteristik tersendiri. “Kami tetap optimis. Terbukti hasil survei yang dilakukan sejumlah lembaga menunjukkan kami tetap di posisi teratas,” ujarnya.
Terkait dengan Pilkada DKI, terang dia, pilkada tidak semata-mata persoalan kalah atau menang. Tapi juga masalah keyakinan politik dan ideologi partai.
PDI Perjuangan, tambah Hasto, tidak semata-mata mengusung calon yang berpeluang menang. Tapi juga memperhatikan persoalan kebhinekaan dan calon yang tidak terlibat kasus korupsi.
“Di Gorontalo ada calon yang kuat tetapi diduga terlibat kasus korupsi, maka kami tidak mengusungnya. Begitu juga Banten ada calon yang kuat tapi terkait masalah satu keluarga yang menjadi terpidana korupsi, maka kami juga tidak mengusungnya,” papar Hasto. (goek/*)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS