
JAKARTA – Elektabilitas pasangan Capres-cawapres nomor urut 01 Jokowi-Ma’ruf semakin jauh meninggalkan Prabowo-Sandiaga.
Hasil survei terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan, elektabilitas pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin berada di angka 57,6 persen, sementara Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sebesar 31,8 persen.
“Jarak perolehan suara antara pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno dalam pertarungan pemilihan Presiden 2019-2024 semakin melebar hingga melampaui 25 persen,” kata Direktur SMRC Djayadi Hanan di Jakarta, Minggu.
“Bila pemilihan presiden dilakukan pada pertengahan Maret ini, hampir pasti Jokowi-Mar’ruf terpilih sebagai pasangan presiden-wakil presiden,” tambah dia.
Menurut Dyayadi, perolehan suara Jokowi-Ma’ruf itu meningkat dari hasil survei Januari lalu. Kala itu responden yang mendukung Jokowi-Ma’ruf sebesar 54,9 persen, dan Prabowo-Sandiaga 32,1 persen.
Dia menilai kenaikan dukungan bagi Jokowi-Ma’ruf disebabkan berbagai hal, antara lain optimisme masyarakat atas kondisi ekonomi, kemampuan Jokowi memimpin Indonesia, penilaian masyarakat mengenai debat Pilpres, serta ketidakpercayaan masyarakat terhadap berbagai berita bohong dan fitnah yang menyudutkan Jokowi.
“Dalam survei ini, SMRC menemukan bahwa 71 persen responden mengaku sangat atau cukup puas dengan kinerja Presiden Jokowi. Sebanyak 66 persen responden percaya Jokowi mampu memimpin bangsa,” ungkap Djayadi.
Survei juga merekam kepuasan responden atas kebijakan pemerintah dalam sektor-sektor sosial, ekonomi dan keamanan seperti kesehatan, penanggulangan narkoba, ancaman teroris, hingga pembangunan insfrastruktur dan pengendalian nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
“Yang masih kurang positif adalah evaluasi atas kebutuhan pokok. Namun dalam hal ini trennya menunjukkan perubahan dari survei sebelumnya,” ujar Djayadi.
Lebih jauh terkait penyelenggaraan debat Pilpres, kata Djayadi, publik menilai Jokowi lebih baik dari Prabowo. “Lebih dari 61 persen menganggap Jokowi lebih baik di debat kedua, sementara hanya 29 persen yang menilai Prabowo lebih baik,” katanya.
Selain itu, survei SMRC menunjukkan masyarakat umumnya skeptis dengan berita dan informasi negatif tentang Jokowi yang terkait dengan anti-Islam, RRC, dan komunisme.
“Masyarakat ternyata cukup selektif dan tidak menerima begitu saja berita negatif yang disiarkan tentang Jokowi,” kata Djayadi.
Survei ini melibatkan 2.479 responden yang merupakan warga negara Indonesia dan telah memiliki hak pilih dalam pemilihan umum. Populasi itu dipilih secara acak dengan metode multistage random sampling. Adapun margin of error survei ini sebesar lebih kurang 2 persen pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS