SURABAYA – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur Agatha Retnosari menggelar pelatihan membuat kue di ruang pertemuan Gereja Katolik St Aloysius Gonzaga, Minggu (9/5/2021).
Pelatihan sebagai bagian dari kegiatan reses untuk menjaring aspirasi masyarakat ini diikuti anggota Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI).
Baca juga: Agatha Siap Carikan Solusi Soal Status Guru Agama Hindu
Menurutnya, diversifikasi pangan dipilih sebagai tema, karena di saat pandemi Covid-19, banyak sektor yang terdampak, salah satunya bahan pokok makanan.

Sehingga diperlukan inovasi-inovasi agar saat terjadi kelangkaan, masyarakat tetap bisa bertahan dengan mengganti penggunaan bahan pokok utama ke bahan pokok lain.
“Kita harus melakukan inovasi supaya kita bisa melakukan diversifikasi pangan, jadi tidak melulu hanya makan nasi atau beras, sehingga pada saat ada kelangkaan beras di pasar ibu-ibu jadi panik,” kata Agatha.
“Kan kalau sudah biasa mengembangkan jenis-jenis makanan, walaupun misalnya harga beras naik tidak akan menjadi persoalan,” tambah dia.
Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya tersebut menjelaskan, kegiatan pelatihan ini merupakan bagian reses atau melakukan kegiatan di luar masa sidang, terutama di luar gedung DPR.

Dan menjadi salah satu tanggung jawabnya sebagai kader PDI Perjuangan untuk mengedukasi masyarakat terhadap diversifikasi pangan.
“Diversifikasi pangan ini cocok dengan yang disarankan ibu Ketua Umum Megawati Soekarnoputri,” sebutnya.
“Di hari Kartini lalu, beliau mengatakan agar semua kader melakukan edukasi ke semua lapisan masyarakat khususnya ibu-ibu untuk melakukan diversifikasi pangan. Jadi apa yang saya lakukan adalah bagian kewajiban saya sebagai kader banteng,” sambungnya.
Ke depan, dia akan mengusulkan pelatihan pemberdayaan perempuan lainnya, serta mengawal dan bersama-sama membangun semua perempuan di Jatim menjadi lebih berdaya khususnya di bidang perekonomian.

Sementara itu, RD Bowo selaku Romo Paroki Aloysius Gonzaga senang dengan acara reses ini dan berharap sosialisasi yang telah dilakukan Agatha bisa ditindaklanjuti.
“Acara jaring aspirasi mbak Agatha ini baik, artinya warga yang menjadi konstituen dari mbak Agatha ini benar-benar disentuh, yang saya katakan adalah pemimpin yang amanah yang mau merangkul itu,” ujarnya.
“Sehingga dengan program-program reses yang ditawarkan ke warga katolik khususnya, kemudian bisa disosialisasikan dengan baik dan tinggal ditindaklanjuti saja,” imbuh dia.
Menurutnya, selama ini masih banyak perempuan yang belum tersentuh program-program pemerintah, seperti yang terjadi pada WKRI. (nia/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS