SURABAYA – Wali Kota Tri Rismaharini mengatakan, trem yang bakal beroperasi di Kota Pahlawan bertarif murah. Dia memerkirakan tarif alat transportasi massal cepat itu Rp 3.000 sekali jalan.
Hitungan awal, tarif diperkirakan Rp 9.000 – Rp 10.000 per orang. Namun karena disubdisi, tarifnya jadi Rp 2.000. Subsidi itu rincinya dari pemkot Rp 4.000 dan Rp 2.000 dari perolehan iklan.
“Semua angkutan massal itu disubdisi pemerintah. Untuk PT KA (Kereta Api), bisa mendapat keuntungan dari iklan. Iklan ini bisa dipasang di tiap pemberhentian trem,” terang Risma kepada wartawan, Minggu (27/9/2014) lalu.
Mulai pekan depan, kata Risma, PT KA sudah melakukan pengukuran jalur mana saja yang akan dilalui trem. Jalur trem ini membentang dari sisi selatan hingga utara Surabaya.
Beberapa titik yang dilalui adalah Jalan Raya Darmo, Jalan Embong Malang, dan Jalan Bubutan. Setelah itu, pekan pertama Oktober, PT KA sudah bisa melakukan pengerjaan proyek.
Wali kota dari PDI Perjuangan ini menambahkan, trem menggunakan teknologi baterai sehingga tidak mengandalkan tenaga listrik seperti yang ada di beberapa negara lainnya. Setiap berhenti di stasiun, trem akan mengisi baterai.
Oleh karena keberadaan trem sangat mendesak, dia memutuskan harus segera dibangun dalam waktu dekat. Jika tidak mulai dikerjakan sekarang, maka dalam waktu lima tahun mendatang, kondisi lalu lintas Surabaya akan macet parah seperti Jakarta.
“Kalau untuk proyek monorail, sekarang sudah ada konsepnya. Tinggal nanti akan kami komunikasikan dengan kementerian di kabinet yang baru,” katanya.
Secara umum proyek ini akan berjalan selama dua tahun. Perhitungannya, untuk pemesanan dan mendatangkan trem, perlu waktu 18 bulan. Sedang untuk pemasangan trem perlu waktu sekitar dua bulan. (pri/*)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS