Di Rumah Kelahiran Bung Karno, Puti Rasakan Hawa Perjuangan Kakeknya

Loading

SURABAYA – Calon Wakil Gubernur Jawa Timur Puti Guntur Soekarno atau Mbak Puti bertandang ke rumah kelahiran Sang Proklamator Soekarno (Bung Karno) di Surabaya, Senin (22/1/2018).

Mbak Puti datang bersama Wakil Wali Kota yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya Whisnu Sakti Buana.

Oleh warga setempat Mbak Puti mendapatkan kehormatan kalungan bunga. Tarian khas Jawa Timur juga dimainkan sekelompok penari menyambut kedatangan Puti.

Di rumah yang terletak di Gang Pandean IV nomor 40 Peneleh Surabaya itu, Mbak Puti masuk ke kamar bagian depan tempat kelahiran Bung Karno, kakeknya. Dia ditemani Bu Jamilah, penghuni rumah tersebut.

Sesaat berbincang dengan penghuni, Mbak Puti meminta waktu sejenak untuk sendirian di dalam kamar. Pintu kamar pun dia tutup dari dalam.

“Saya ingin merasakan hawa perjuangan  yang dulu dilakukan eyang (kakek) saya,” katanya.

Sebelumnya, Mbak Puti didapuk untuk berpidato di tempat itu. Dalam pidatonya Puti memohon izin kepada warga setempat yang datang, jika dirinya mewakili keluarga Bung Karno untuk datang kembali, balik kampung ke Peneleh.

“Saya memang lahir dan besar di Jakarta. Tapi takdir memanggil saya untuk datang ke ufuk timur, ke Jawa Timur sebagai calon wakil gubernur. Mudah-mudahan ke depan ada kesempatan bagi kami untuk mengabdi di Jawa Timur,” ucapnya.

Kepada warga Mbak Puti juga berpesan agar jangan pernah meninggalkan sejarah. “Bahwa di rumah ini, dari kampung ini, dari Surabaya dan dari Jawa Timur pernah terlahir pemimpin bangsa yang sangat disegani dunia,” ujar Mbak Puti.

Untuk diketahui, rumah berukuran 5X14 meter tersebut telah ditetapkan oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebagai bangunan cagar budaya pada tahun 2013.

Sebelumnya, telah dibangun prasasti yang ditandatangani pada 29 Agustus 2010 oleh Wali Kota Surabaya saat itu, Bambang DH. Di prasasti tertulis pula Pandean IV/40, 6 Juni 1901 (Kamis Pon). Tanggal 6 Juni 1901 adalah kelahiran Bung Karno.

Rumah ini dulunya milik ayah Sukarno yaitu Raden Soekemi Sosrodihardjo. Dia tercatat sebagai salah satu pendatang di kampung Pandean.

Sejak itu hingga sekarang rumah tersebut telah berpindah hingga lima kali. Rumah tersebut, sejak 1990, dibeli pasangan almarhum H Abdul Kadir Latif-Siti Hajaliyah orang tua dari Jamila. (hs)