SURABAYA – Ketua DPRD Surabaya Armuji mendesak pemerintah kota tidak menghentikan bantuan makanan kepada warga Medokan Semampir korban gusuran. Pasalnya, para korban eksekusi tanah dan bangunan yang sekarang tinggal di tenda-tenda darurat itu masih sangat membutuhkan bantuan, terutama untuk makan sehari-hari.
Pernyataan ini disampaikan Armuji menyikapi penghentian bantuan makanan berupa nasi bungkus yang diberikan Pemkot Surabaya pasca eksekusi rumah warga 14 Januari lalu. “Saya minta jangan dihentikan. Meski tidak lagi 3 kali sehari, pemberian makanan bisa dikurangi 2 kali sehari. Itu sudah sangat membantu meringankan beban warga,” kata Armuji, Rabu (21/1/2015).
Saat ini, sekitar 57 KK warga korban eksekusi mendirikan tenda-tenda di sepanjang jalan inspeksi Kali Jagir setelah tempat tinggal mereka dirobohkan petugas eksekusi. Tenda-tenda itu dibangun darurat, di antaranya menggunakan bahan kayu bekas rumahnya yang dirobohkan.
Dalam situasi seperti itu, jelas Armuji, warga kesulitan untuk memasak, sehingga bantuan makanan sehari-hari sangat berarti bagi mereka. Soal dari mana pos anggaran untuk membantu warga, lanjut Armuji, bisa diambilkan misalnya dari anggaran pos tanggap darurat.
“Anggaran untuk itu pasti ada. Kalau kita di dewan kan nggak ada posnya. Jadi kalau membantu mereka ya sifatnya pribadi, seperti yang sudah dilakukan teman-teman dewan,” ujar pria yang juga Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya itu.
Pemberian bantuan makanan itu, imbuh Armuji, bisa dilakukan sampai 10 hari pasca pembongkaran rumah warga. “Atau sampai warga bisa mandiri memenuhi kebutuhan sehari-harinya,” ucapnya.
Seperti diberitakan, puluhan rumah di Kelurahan Medokan Semampir dirobohkan petugas juru sita Pengadilan Negeri Surabaya, 14 Januari 2015 lalu. (pri)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS