SURABAYA – DPRD Surabaya minta pemerintah kota segera membuat grand design pengembangan ikon wisata religi Sunan Ampel. Dewan juga ingin dilakukan kajian secara menyeluruh.
Ketua Komisi C DPRD Surabaya H Syaifuddin Zuhri mengatakan, pengembangan wisata religi Sunan Ampel harus bisa memberikan pelayanan kepada semua kalangan dan etnis, bukan sekadar menjadi tempat untuk berziarah.
“Dewan sudah memberi anggaran untuk studi kelayakan. Kami harap Pemkot Surabaya membuat grand design dengan melibatkan semua stake holder. Sehingga bisa memunculkan kondisi wisata yang general, tidak hanya untuk tempat berdoa,” kata Syaifuddin, Jumat (25/2/2016).
Legislator dari PDI Perjuangan ini berpendapat, jika kawasan wisata Ampel ditata dengan baik, maka akan memunculkan beberapa destinasi wisata lain. Hal ini sekaligus juga akan menciptakan lahan pekerjaan baru bagi warga sekitarnya.
“Masih banyak potensi yang bisa digarap di sana, sehingga kawasan Ampel menjadi magnet yang luar biasa. Sehingga mampu menarik lebih banyak pengunjung, termasuk bagi anak-anak muda,” ujarnya.
Sementara itu, Pemkot Surabaya mulai merancang penataan kawasan Wisata Religi Sunan Ampel, salah satunya dengan membuat museum di kawasan itu. Pemkot ingin ada koneksi antara kawasan religi Ampel, sentra PKL, dan museum.
Asisten IV Bidang Pembangunan Sekretaris Kota (Sekkota) Surabaya M. Taswin mengatakan penataan wisata religi Sunan Ampel sangat mendesak. Sebab, di kawasan Ampel tidak hanya menjadi destinasi religi, tetapi juga aktivitas ekonomi cukup tinggi.
Menurut Taswin, meski menjadi kawasan bisnis, namun sentra PKL Ampel mati suri. Hal itu karena tidak akses bagi calon pembeli. Pengunjung wisata religi Ampel tidak diarahkan untuk melewati sentra PKL.
“Wisata religi, ekonomi, kuliner berkumpul di sana, jadi penataan itu sudah mendesak. Apalagi dalam rangka menyambut Surabaya sebagai tempat konferensi UN Habitat, kita segera lakukan penataan,” katanya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS