PADANG – Gelar doktor honoris causa (HC) dari Universitas Negeri Padang (UNP) merupakan yang kelima bagi Presiden Kelima RI Megawari Soekarnoputri.
Meski demikian, Ketua Umum PDI Perjuangan ini mengaku ‘deg-degan’ menerima gelar doktor kehormatan tersebut.
Hal itu dia ungkapkan saat membawakan pidato ilmiah, di Auditorium Kampus UNP, Padang, Sumatera Barat, Rabu (27/9/2017).
“Terus terang sebetulnya ketika Pak Rektor tadi mengatakan semua senat berkumpul dan banyak guru besar dan sebagainya, saya deg-degan juga,” ujar Megawati.
Sebelumnya, putri Presiden Pertama RI Soekarno ini telah menerima empat gelar doktor honoris causa. Yakni dari Universitas Waseda, Tokyo, Jepang; Korea Maritime and Ocean University; Moscow State Institute of International Relation, dan Universitas Padjadjaran.
Namun, Megawati juga mengaku deg-degan karena gelar doktor honoris causa yang diterimanya saat ini berkaitan dengan bidang pendidikan.
“Itulah yang membuat saya berdebar-debar seperti saya masih mahasiswa sekian puluh tahun yang lalu,” tuturnya.
Megawati mengaku sangat antusias, bangga, dan bersyukur dengan gelar yang diberikan kepadanya tersebut.
Menurut dia, sebuah kehormatan mendapatkan penghargaan untuk bidang pendidikan, tepatnya berkaitan dengan politik pendidikan.
Dalam pidato tersebut, ia juga mengaku beruntung bisa mendapatkan pendidikan politik langsung dari sang ayah, Ir Soekarno yang juga merupakan bapak bangsa.
Politik dan pendidikan, menurut Megawati, adalah dua hal tak terpisahkan.
“UNP telah membuka keputusan akademis yang membuka cakrawala. Politik dan pendidikan adalah dua hal yang tidak mungkin bisa dipisahkan,” terangnya.
Sementara itu, puluhan karangan bunga ucapan selamat berjajar rapi di sepanjang jalan gerbang masuk UNP di Jalan Prof Dr. Hamka, Padang.
Mayoritas karangan bunga dikirim dari para pejabat tinggi negara, mulai dari menteri kabinet kerja seperti Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Koordinator PMK Puan Maharani, Menteri Sekretaris Negara Pratikno Pratikno, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, dan lainnya.
Juga dari pejabat tinggi negara seperti Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dan Wakil Kapolri Komjen Pol Syafruddin, Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan, Kepala Badan Narkotika Nasional Budi Waseso, dan lainnya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS