GRESIK – Petani dan pelaku UMKM dihimpun. Semangat menjejak pasar global dikobarkan. Dinas-dinas terkait dan pihak berkompeten dihadirkan untuk pendampingan. Dari ihwal peningkatan kualitas produk hingga perizinan.
Duet Bupati dan Wakil Bupati Gresik diusung PDI Perjuangan, Fandi Akhmad Yani dan Aminatun Habibah tak henti mendorong warganya yang bergerak di bidang pertanian dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk berwawasan ekspor. Kali ini, para petani dan pedagang atau UMKM tanaman hias disasar.
Beberapa waktu sebelum ini, para pelaku (petani dan pedagang) tanaman hias dihimpun dalam sentra tanaman hias di lahan seluas 40 hektar. Meliputi Desa Karangandong Kecamatan Driyorejo; Desa Banyuurip dan Manunggal Kecamatan Kedamean; Desa Sooko, Kesamben Kulon dan Pedagangan Kecamatan Wringin Anom.
Bupati Fandi Akhmad Yani menyebut, “Ada 1.439 pelaku usaha tanaman hias, merupakan modal yang luar biasa.”
Pekan kemarin, sejumlah pelaku usaha yang ada di wilayah sentra tanaman hias memulai langkah awal bervisi ekspor. Asosiasi Tanaman Hias Gresik bersama Dinas Pertanian, Diskoperindag, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) dan Bea Cukai setempat menggelar diskusi.
Dalam diskusi, para petani tampak sangat respek dengan tema diskusi peningkatan kualitas produksi tanaman hias. Para petani juga diajari dalam praktik eksportir yang disampaikan oleh para nara sumber.
Ketua Asosiasi Tanaman Hias Gresik, Glen Hayat mengaku, meskipun telah lama para petani tersebut dianggap sebagai petani dan pedagang tanaman hias jenis aglonema, lidah mertua, bonsai, anggrek dan gelombang cinta. Namun untuk memenuhi kebutuhan tanaman dengan kualitas ekspor, mereka perlu diberi sentuhan khusus.
“Kita harus bisa bersaing dengan produsen tanaman hias dari beberapa negara tropis yang lain,” katanya saat membuka diskusi tersebut.
Dia juga menyampaikan terima kasih kepada Bupati, Kadis Pertanian, Kadiskoperindag dan Bea Cukai Gresik yang sudah memberikan arahan dan sosialisasi ekspor sehingga membangun mindset UMKM berwawasan ekspor mandiri. Sebab selama ini praktik ekspor melalui pihak ketiga.
Beberapa materi disampaikan pada acara tersebut. Tim Klinik Ekspor Bea Cukai Gresik misalnya. Menyajikan materi asistensi praktik masuk Online Single Submission (OSS) sampai terbit Nomor Induk Berusaha (NIB) ekspor.
Baca juga: Begini Cara Bupati Gresik Dorong Pelaku UMKM Agar Berani Ekspor
Termasuk modul ekspor, pelatihan pengisian modul ekspor, cara mencari buyer luar negeri, cara membuat packing list, invoice, pemberitahuan ekspor barang sampai terbit Nota Pelayanan Ekspor (NPE) sehingga bisa ekspor mandiri.
Rangkaian kegiatan tersebut bagian dari upaya Bupati Fandi Akhmad Yani dan Wakil Bupati Aminatun Habibah mendorong para petani dan pelaku UMKM untuk berani ekspor seperti disampaikan dalam berbagai kesempatan.
“Soal izin, nanti urusan pemerintah dan Bea Cukai Gresik. Pelaku UMKM tidak perlu takut produknya diekspor. Yang perlu dilakukan adalah mengembangkan kualitas produk,” jelas Bupati Fandi AKhmad Yani. (mus/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS