Bupati Taufiq Serahkan Santunan Korban Longsor Sedudo

Loading

bupati nganjuk di rumah korban sedudo
Bupati Nganjuk Taufiqurrahman (kiri). Foto: Ist

NGANJUK – Bupati Nganjuk Taufiqurrahman mengunjungi rumah korban meninggal akibat longsor Sedodo, Subhan Anang Mashuro (32) di Jl Jepara Gg X/ 15 Surabaya, kemarin. Bupati yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Nganjuk itu menuju ke rumah korban lainnya, Sofwan di Jl Kapas Jaya.

Selain memberikan dukungan moral, kedatangan Taufiqurrahman juga untuk menyerahkan dana santunan kepada keluarga yang ditinggalkan. Menurut Taufiq, dana tersebut merupakan hasil patungan antara Pemrov Jatim, Pemkab Nganjuk dan Perhutani.

“Ini untuk meringankan korban baik yang luka maupun meninggal. Dananya dari Pemprov, Pemkab dan Perhutani,” ucapnya.

Musibah longsor ini menjadi perhatian utama Taufiqurrahman. Beberapa saat setelah terjadi longsor, Selasa malam lalu Taufiq langsung menjenguk para korban bencana yang dirawat di sejumlah rumah sakit dan puskesmas. Dia ingin memastikan para korban sudah ditangani dengan baik, sehingga para korban musibah ini bisa segera membaik kondisi kesehatannya.

Untuk mencegah terulangnya musibah longsor di kawasan wisata air terjun Seddudo, Taufiqurrahman memerintahkan BPPD serta instansi terkait membentuk tim untuk mengantisipasi longsor susulan. Rencananya, hari ini tim tersebut naik ke atas air terjun untuk memantau potensi kerawanan longsor.

Undang Keprihatinan Dewan

Musibah tebing longsor di lokasi wisata air terjun Sedudo, Desa Ngliman, Kabupaten Nganjuk, pada Selasa (21/7/2015) sore itu juga mengundang keprihatinan Fraksi PDI Perjuangan DPRD Nganjuk. Pasalnya, musibah alam di suasana liburan pasca Lebaran itu mengakibatkan tiga wisatawan tewas, lima orang luka berat dan tujuh orang luka ringan.

Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Nganjuk Sunaryo yang langsung mendatangi lokasi kejadian menyatakan, kejadian longsornya bebatuan dan pohon di Sedudo ini disebabkan faktor alam. Dia berharap pihak terkait mengambil langkah langkah cepat dan tidak mempersulit para korban.

“Saya berharap instansi terkait tidak mempersulit keluarga korban dalam pengurusan asuransi,” kata Sunaryo.

Soal penutupan sementara kawasan wisata Sedudo pasca musibah longsor, Sekretaris Komisi D DPRD Nganjuk ini menyatakan belum ada. Namun dia berpendapat hal itu lebih baik dilakukan sampai situasi benar-benar dinyatakan aman.

“Saya minta para pengunjung tidak mendekat atau mandi di bawah air terjun Sedudo,” ujarnya.

Diberitakan, longsor terjadi di lokasi wisata air terjun Sedudo pada Selasa 21 Juli 2015 sekira pukul 16.00 WIB. Sejumlah pengunjung tertimpa material longsor berupa pohon berdiameter 0,15 meter dan panjang 2,5 meter serta batu dengan diameter sekitar 10 sentimeter. (endy)