TULUNGAGUNG – Bupati Tulungagung Syahri Mulyo memberikan kehormatan kepada Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Kusnadi SH untuk membuka pagelaran wayang kulit di Desa Wajak Lor Kecamatan Boyolangu, Jumat (4/8/2017) malam.
Wayangan digelar bagian dari rangkaian acara bersih desa dan peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-72.
Gunungan diserahkan oleh Kusnadi yang juga Wakil Ketua DPRD Jatim kepada Ki Dalang Eko Kondho Prasetio. Penyerahan gunungan sebagai tanda dimulainya pagelaran wayang kulit yang mengambil lakon Begawan Cipto Roso.
Warga yang tumpah ruah di seputaran balai desa, tempat acara dilangsungkan, tampak antusias menikmati acara tersebut.
Kepala Desa Wajak Lor, Dewi Cahyani dalam sambutannya mengatakan, bersih desa mesti dimaknai tidak sekadar membersihkan desa dari sampah. Lebih dari itu adalah membersihkan hati dan pikiran dari hal-hal yang buruk.
“Kebersihan bagian dari iman. Karena itulah bersih desa kami adakan,” katanya.
Sementara itu, Bupati Tulungagung Syahri Mulyo dalam pidatonya menjelaskan, acara bersih desa sebagai salah satu sarana perekat persatuan antar warga negara Indonesia.
Acara-acara seperti ini, lanjut dia, efektif untuk mencegah ancaman perpecahan antar anak bangsa termasuk ancaman kerusakan moral generasi muda yang terjadi beberapa waktu belakangan ini.
Ancaman perpecahan antar bangsa dimaksud Syahri Mulyo terkait adanya kegiatan-kegiatan dari sekelompok warga Indonesia yang berusaha “memasukkan” ideologi asing. Sedangkan ideologi dari bangaa dan negara Indonesia adalah Pancasila.
Ancaman yang juga meresahkan adalah adanya usaha-usaha dari bandar narkoba tingat internasional untuk memasok barang terlarang tersebut ke negeri ini.
“Bersih desa dan peringatan hari Kemerdekaan Indonesia sebagai salah satu upaya untuk mencegah terjadinya perpecahan antar agama maupun suku,” terang bupati yang kader PDI Perjuangan ini. (hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS