BANYUWANGI – Ajang “Rembug Pemuda Banyuwangi” menjadi arena bagi anak-anak muda Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, untuk mempresentasikan gagasan yang menghasilkan rencana aksi kolaboratif mulai dari pendidikan, sosial, ekonomi kreatif, lingkungan hingga pemberdayaan desa.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, memberikan apresiasi yang tinggi atas gagasan dan rencana aksi yang disusun oleh para peserta Rembug Pemuda Banyuwangi. Menurutnya, keterlibatan anak-anak muda merupakan kata kunci dalam pelaksanaan program-program pemerintah.
“Anak-anak muda ini adalah harapan kami. Keterlibatan kalian sangat kami tunggu. Kita harus berkolaborasi bersama,” ujar Bupati Ipuk di Banyuwangi, Rabu (30/11/2022).
Bupati Ipuk menjelaskan, berbagai gagasan dan rencana aksi yang dihasilkan Rembug Pemuda Banyuwangi akan menjadi masukan yang akan terus dimatangkan. Melalui sejumlah satuan kerja perangkat daerah terkait, dan rencana aksi itu akan diimplementasikan secara khusus atau disinergikan dengan program yang sudah ada.
“Kami tidak pernah merasa sempurna. Program yang kami laksanakan masih memiliki kekurangan. Sehingga, masukan-masukan dari berbagai elemen masyarakat ini sangat kami tunggu,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, politisi PDI Perjuangan itu juga berdialog dengan para peserta yang mempresentasikan rencana aksinya. Di antaranya, Leony Nuha Nafisah yang memilih isu pendidikan. Ia bersama kelompoknya mengusung rencana aksi bertajuk “Banyuwangi Merdeka Belajar”. Hal tersebut sebagai upaya untuk menekan angka putus sekolah.
“Program ini menyasar pada kelompok anak rentan putus sekolah. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan membuat ajang pertemanan untuk mereka yang bisa menjadi support system bagi mereka untuk melanjutkan pendidikannya,” ujar Bupati Ipuk.
Bupati Ipuk juga menuturkan tentang gagasan yang disampaikan Imam Mutaji. Imam memiliki ketertarikan pada isu sosial, terutama penanganan gejala intoleransi dan praktik perundungan di tengah anak muda.
“Kami ingin membentuk duta intoleransi dan perundungan. Tapi, bukan sekadar duta yang ada di panggung. Duta ini nantinya berasal dari lingkungan masing-masing yang bisa menjadi pendamping,” tutur dia.
Politisi perempuna itu dengan seksama menyimak dari satu isu ke isu yang lain. Memberikan tanggapan, pertanyaan hingga perbandingan. Sesekali juga memanggil sejumlah kepala dinas terkait untuk mengelaborasi lebih jauh.
“Nanti bisa langsung ditindaklanjuti ke SKPD terkait atau bisa melalui Bappeda langsung,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Banyuwangi, Suyanto Waspotondo Wicaksono, mengungkapkan kegiatan ini sebagai fasilitasi untuk menjaring aspirasi dari berbagai unsur masyarakat.
“Kali ini, kami melibatkan anak-anak muda. Mereka mendaftar secara terbuka dengan membawa satu gagasan berdasarkan isu yang dipilih,” ujar dia.
Suyanto juga menjelaskan, dari para pendaftar tersebut kemudian diseleksi menjadi 50 peserta. Dengan rincian sepuluh peserta per isu.
“Para peserta dipandu oleh fasilitator, untuk mendalami isu, mematangkan gagasan dan membuat konsep program yang terukur berkaitan isu yang dipilih,” terangnya.
Para fasilitator antara lain Founder Kampung Batara Widie Nurmahmudie, Ketua Banyuwangi Youth Creative Network, Vicky Hendri Kurniawan, Pengurus PP IPPNU 2017-2020m Bara Putri RH, aktivis EcoRanger Indonesia, Nurul Agustin dan Ketua Asosiasi BPD Banyuwangi, Rudi Hartono Latie. (set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS