SUMENEP – Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, melepas ekspor perdana 22 ton komoditas daun kelor ke China. Pelepasan satu kontainer daun kelor kering tersebut dihelat di depan Kantor Balai Desa Batang-Batang Laok, Kecamatan Batang-batang, Selasa (7/6/2022).
Momen penting pelepasan produk ekspor tersebut ditandai dengan gunting pita dan pecah kendi, dan dihadiri langsung pimpinan perusahaan di Jakarta yang memiliki akses langsung ke negara China.
Bupati Fauzi mengaku bangga dan mengapresiasi usaha UMKM di Sumenep bangkit kembali pasca melandainya kasus Covid-19.
“Sudah sejak 2018, saat sebagai wabup, saya menyampaikan bahwa daun kelor ini pada waktunya akan menjadi produk unggulan,” ujar Bupati Fauzi.
Seiring dengan kasus Covid-19 melanda tanah air, semua sektor usaha terhenti sejak 2019. Namun, pada tahun 2022, tambah dia, pergerakan ekonomi mulai bangkit, seperti permintaan daun kelor kering ke China.
“Ke depan, kami meminta masyarakat Sumenep semakin giat membudidayakan daun kelor untuk memenuhi kebutuhan pasar, baik lokal maupun pasar dunia,” ungkap dia.
Ketua DPC PDI Perjuangan Sumenep itu menuturkan, segala kebutuhan para pelaku UMKM yang berkaitan dengan produksi dan semacamnya, pemerintah daerah tetap akan mendorong dan mendukung.
“Yang penting, ini awal kebangkitan ekonomi yang perlu disambut oleh pelaku UMKM. Kualitas produksi harus dijaga dan terus ditingkatkan,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perindag Kabupaten Sumenep, Chainur Rasyid, dalam laporannya menyebutkan, PT Sumekar Bangun Persada yang memproduksi daun kelor kering sudah tanda tangan kontrak selama 1 tahun dengan pihak perusahaan di Jakarta.
“Targetnya, selama satu tahun itu mencapai 200 ton daun kelor kering yang akan diekspor,” katanya.
Chainur menjelaskan, pada ekspor perdana, baru sanggup 22 ton atau 1 kontainer. Pada bulan kedua, direncanakan 100 ton atau 3 kontainer dan pengiriman berikutnya 4 kontainer.
Hendri Kristian, manajer salah satu perusahaan yang berkedudukan di Jakarta dan memiliki akses langsung ke negara China, mengatakan, daun kelor yang sudah di accord adalah daun kelor Sumenep.
“Hanya daun kelor di sini (Sumenep) yang sudah di acc di negara China,” ujarnya.
Menurutnya, pengiriman dalam jumlah kontainer ke negara China menjadi sejarah tersendiri. Selama ini, kata Hendri, hanya dalam jumlah kilo.
“Selama ini, gak ada ekspor dalam hitungan kontainer ke China. Ini yang pertama. Kalau sebelumnya hanya kiloan dalam bentuk bubuk daun kelor,” jelasnya.
Ia mengaku fokus untuk ekspor daun kelor kering yang berasal dari wilayah Kabupaten Sumenep. “Kita cuma (melayani) daerah Sumenep, tidak dari daerah lain. Dan ini perdana,” tandasnya. (set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS