PONOROGO – Wakil Bupati Ponorogo, Lisdyarita, meninjau kegiatan pelatihan keterampilan pastry dan bakery level tiga di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Regina di Kecamatan Babadan, Sabtu (9/10/2021). Pelatihan kali ini ditujukan untuk anak yang putus sekolah dengan usia 17-25 tahun.
Bunda Rita, sapaan akrabnya, merespon baik kegiatan pelatihan tersebut. Dalam keterangannya saat meninjau kegiatan, ia menyampaikan terima kasih kepada Kemendikbud yang telah memfasilitasi LKP Regina menyelenggarakan kegiatan pelatihan.
“Kami yang ada di daerah mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Pusat melalui Kemendikbud yang telah memfasilitasi pelatihan anak-anak kami, utamanya yang putus sekolah. Kami berharap pelatihan ini bisa menghasilkan lulusan yang siap pakai, sehingga peserta bisa mandiri, bahkan bisa membuka lapangan kerja baru,” ucapnya.
Wakabid Ekonomi DPC PDI Perjuangan Ponorogo itu juga menambahkan, pihaknya akan selalu mendukung lembaga-lembaga yang melakukan pelatihan serta pendampingan terhadap lulusan LKP yang berminat membuka usaha mandiri.
“Prinsipnya kami siap mensupport LKP yang melakukan pelatihan. Namun yang tak kalah penting adalah pendampingan terhadap lulusannya. Mereka yang ingin membuka usaha agar bisa bergabung ke forum UMKM, supaya bisa banyak mendapat referensi, utamanya dalam hal pemasaran produk,” jelasnya.
Sementara itu, pimpinan LPK Regina, Aning Susilowati, mengatakan sudah kesekian kalinya mendapatkan program fasilitasi dari Pemerintah Pusat. Namun, saat ini sangat minim antusias dari masyarakat.
“Ini sudah kesekian kalinya kami menyelenggarakan pelatihan gratis, namun saat ini minat masyarakat untuk mengikuti pelatihan sangat sedikit, mungkin faktor pandemi,” jelasnya.
Aning pun mengaku senang atas kehadiran Bunda Rita yang memotivasi para peserta dan siap mendukung kegiatan LKP Regina ke depannya.
“Saya mengucapkan terima kasih atas kepedulian Bunda Rita yang berkenan hadir menyemangati anak-anak putus sekolah dan siap mensupport kegiatan kami ke depannya. Utamanya dalam pendampingan dan mensosialisasikan, jika ada pelatihan ke masyarakat,” pungkasnya.
Pelatihan yang dimulai pada tanggal 20 September tersebut diikuti sebanyak 25 peserta dan berlangsung selama dua bulan. Seluruh peserta setelah pelatihan akan mengikuti uji kompetensi untuk mendapatkan sertifikat yang bisa digunakan untuk masuk dunia kerja. (jrs/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS