PONOROGO – Bersama Badan Pusat Statistik (BPS) Ponorogo, Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, membuka Sosialisasi Sensus Penduduk 2020 Lanjutan di ballroom Hotel Amaris Ponorogo, Senin (23/5/2022). Pelaksaanaan sensus penduduk (SP) 2020 Lanjutan dilaksanakan mulai 15 Mei sampai 30 Juni 2022.
Sensus Penduduk 2020 Lanjutan ini merupakan lanjutan dari SP pada 2020 silam. Namun, pada SP lanjutan kali ini lebih memfokuskan pada 83 pertanyaan meliputi: individu, disabilitas, fertilitas dan mortalitas, migrasi/mobilitas, pendidikan dan komunikasi, perumahan, dan ketenagakerjaan.
“SP 2020 lanjutan ini tidak komplit, jadi tidak semua penduduk didata. SP lanjutan lebih memperdalam problematika pertanyaan, misal berapa jumlah kemiskinan, disabilitas, putus sekolah, dan lain lain. Sehingga hasilnya lebih dalam memuat problematika,” ujar Bupati Sugiri saat sambutan.
Lebih lanjut Kang Giri, sapaan akrab Bupati Sugiri, menegaskan, data yang terkumpul harus berbasis by name by address (kesesuian nama dan alamat) yang nantinya dapat mempengaruhi pembangunan Ponorogo.
“Ke depan bisa membangun Ponorogo by name by address, ini keren sekali. Baik persoalan baik problematik sehingga problem yang kita rencanakan tajam, menusuk ke persoalan sesungguhnya, gampang monevnya dan bisa terukur capainnya,” tegasnya.
Sejalan dengan sosialisasi SP 2020 Lanjutan, Kang Giri juga mencanangkan delapan Desa Cinta Statistik atau Desa ‘Cantik’ di Ponorogo. Program Desa Cantik merupakan penyelenggaraan kegiatan statistik di tingkat desa. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kompetensi aparatur desa dalam pengelolaan dan pemanfaatan data sehingga perencanaan pembangunan lebih tepat sasaran.
“Mudah-mudahan statistik dicintai di Ponorogo agar jadi desa cinta statistik. Kami menyongsong dengan cara dana RT 10 juta per tahun yang 1 jutanya untuk DTKS juga statistik,” terangnya.
Delapan Desa ‘Cantik’ di Kabupaten Ponorogo meliputi: Desa Grogol Kecamatan Sawoo, Desa Beton Kecamatan Siman, Desa Pagerukir Kecamatan Sampung, Desa Sambilawang Kecamatan Bungkal, Desa Kalimalang Kecamatan Sukorejo, Desa Suren Kecamatan Mlarak, Desa Bajang Kecamatan Balong, dan Desa Serangan Kecamatan Sukorejo.
Dengan adanya program Desa ‘Cantik’ tersebut, Bupati Sugiri berharap tak hanya di delapan desa saja melainkan di tiap kecamatan ada satu Desa ‘Cantik’.
“Desa Cantik saya mohon jangan hanya 8, kalau bisa tiap kecamatan ada 1 desa biar ada asas pemerataan, biar ada percepatan dan perkembangan,” tandas Wakabid Pemenangan Pemilu DPC PDI Perjuangan Ponorogo.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik Ponorogo, Siswi Harini, menjelaskan, tujuan diadakannya desa cinta statistik yakni agar desa mampu menyelenggarakan kegiatan statistik. BPS sendiri akan melakukan pendampingan di desa-desa tersebut guna mendapatkan data sesuai kaidah yang ada.
“Data desa dibuat oleh desa. Datanya harus standar sesuai kaidah statistik. Nanti data yang dihasilkan untuk membangun desa itu sendiri,” jelas Siswi.
Siswi juga mengatakan, sebanyak 13.378 rumah tangga menjadi sasaran SP 2020 lanjutan.
“Kita sudah mulai pemutakhiran mulai 15 Mei sampai 30 Mei. Tanggal 1 sampai 30 Juni pencacahan 83 pertanyaan ditanyakan ke rumah tangga terpilih tadi,” ujar Siswi.
Ia meminta kepada masyarakat/responden tidak perlu ragu ketika menerima kedatangan petugas sensus dan mampu menjawab pertanyaan dengan sebenar-benarnya. Selain itu, Siswi berharap dukungan dari Pemkab Ponorogo.
“Mohon dukungannya dari bapak Bupati dan semua pihak. Karena data yang terkumpul ini dapat digunakan dan menjadi acuan dalam pembanguan Ponorogo ke depanya,” pungkasnya. (jrs/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS