MALANG – Kepedulian sosial penting untuk dipraktikkan para kader di masa pandemi Covid-19. Hal itu ditegaskan Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Dr Sri Untari Bisowarno saat membuka Rapat Koordinasi Bidang (rakorbid) Ideologi dan Kaderisasi DPD Jatim, secara daring, Jumat (23/7/2021).
Memulai sambutannya, Sri Untari Bisowarno mengingatkan kepada seluruh pengurus DPD dan DPC PDI Perjuangan se-Jawa Timur untuk senantiasa mendampingi struktur Partai dan konstituen Partai.
“Kita memang perlu untuk hari-hari ini, mendampingi struktur kita, para anggota partai kita, yang kondisinya kurang sehat. 50-60 persen kondisi dalam keadaan butuh bantuan,” katanya.
Untari mengingatkan, agar para pengurus tetap menjaga kondisi imun tubuhnya. Menurutnya, hal penting untuk menjaga daya tahan tubuh adalah dengan tetap menjaga kondisi psikis tetap bahagia.
“Yang paling utama di dalam kita melindungi imunitas kita adalah psikis kita. Psikis kita yang baik akan membangun fisik kita yang baik. Kalau kita sedih, nelangsa, nangis, akan menyebabkan imun kita turun. Kita menjaga psikologi dengan tetap merasa bahagia dengan keberadaan kita. Saat kita bahagia, kita akan mencari kehidupan dengan bahagia, maka rezeki kita akan dapatkan, walaupun itu di masa sulit. Sekarang yang perlu kita kuati adalah spirit kita. Spirit untuk sehat, untuk sembuh, untuk kuat, itu yang harus kita kuasai terlebih dahulu,” jelas Untari.
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur tersebut memaparkan hasil survei tentang atensi masyarakat yang hanya 50 persen terhadap kinerja Presiden Joko Widodo dalam bekerja untuk mengatasi pandemi ini. karena itu, Untari berharap para pengurus dan kader PDI Perjuangan se-Jawa Timur untuk senantiasa bergerak, membantu masyarakat.
“Karena itu, kita harus segera bergerak untuk membantu Presiden kita ini yang begitu tulus kepada rakyatnya. Akan tetapi, banyak kebijakannya yang belum sampai ke bawah. Ada 152 juta vaksin, tapi sulit dicari di mana-mana, lalu vaksinnya ke mana? Ada PEN (pemulihan ekonomi nasional) Rp 697 triliun sekarang ditambah lagi Rp 725 triliun, duitnya ke mana? Kok tidak sampai ke bawah? Ada tambahan bansos, kalau ini nanti saya yakin karena Bu Risma orangnya disiplin,” papar Untari.
Selain itu, Untari mengingatkan kondisi Jawa Timur yang masih tinggi dalam kasus Covid-19. Maka, kepedulian para pengurus dan kader PDI Perjuangan Jawa Timur akan sangat membantu untuk mengatasi pandemi Covid-19.
“Kemarin ada rakor, Pak Wapres bersama gubernur dan kepala-kepala daerah se-Indonesia. Dan ternyata Jawa Timur masih menempati angka 39, 29 dari angka standarisasi WHO yang 5 persen toleransinya. Ini artinya, Jawa Timur tertinggi. Kalau sudah seperti ini, maka sebagai salah satu elemen pemerintahan di Jawa Timur, PDI Perjuangan harus terus bergerak, harus turun, mengumpulkan vitamin, mengumpulkan sembako, apa saja yang bisa kita berikan kepada orang-orang di sekitar kita, pada struktur di sekitar kita,” tegas Untari.
Maka, untuk tetap mengantisipasi kondisi para kader di bawah, kondisi masyarakat di bawah, hendaknya para pengurus DPD dan DPC tidak tinggal diam. Akan tetapi, mereka harus bergerak. Harus mampu memberikan bukti, bahwa Partai hadir di tengah-tengah masyarakat.
Terkait dengan agenda kaderisasi, Untari menegaskan pentingnya membekali para peserta pelatihan dengan kepekaan sosial. Menurutnya, para kader harus dibekali dengan ideologi yang mampu dipraktikkan.
“Nanti saya titipkan, saat kaderisasi ideologi, jangan lupa disampaikan materi kepedulian sosial, social careness, kepada kader-kader kita. Tidak hanya diajarkan tetang ideologi, akan tetapi ideologi yang mampu dipraktikkan. Kalau punya sego sepincuk, kirimkanlah kepada Ranting yang isoman. Tidak harus lima belas hari ngirimi terus. Tetapi kalau bisa gotong-royong, bersama-sama. Bergantian. Jadi, yang isoman ada yang dimakan. Jangan membiarkan mereka dalam kondisi nangis, tidak ada yang ngerumati dari partai,” ujar Untari dengan mata berkaca-kaca.
Lebih jauh, kepedulian sosial itu bukan hanya pada konstituen PDI Perjuangan. Akan tetapi kepada masyarakat umum, para tetangga, pengurus dan kader PDI Perjuangan.
Selain kepedulian sosial, Untari juga meminta para pengurus dan kader untuk berpikir tentang mitigasi risiko. Kondisi pandemi yang belum tentu ini, jelas Untari, dapat mendatangkan keuntungan sekaligus kerugian. Jika pengurus dan kader Partai tidak bergerak membantu masyarakat, maka masyarakat akan meninggalkan Partai.
“Yang kedua, apa pun yang terjadi, kita harus tetap berpikir tentang mitigasi risiko. Pandemi ini bisa meningkatkan, tapi juga bisa membuat kita jadi zero. Kalau kita tidak mampu untuk hadir di tengah-tengah pandemi seperti sekarang ini. Partai politik itu tempatnya kekuasaan. Kekuasaan itu tempatnya akses. Gunakan akses kekuasaan untuk menolang orang lain. Jadikan akses kekuasaan kita sebagai ladang amal bakti Partai kita untuk membantu masyarakat,” pungkas Untari. (set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS