BANYUWANGI – Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani membuka acara Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) di Taman Blambangan, Banyuwangi, Sabtu, (11/11/2017).
BEC ini diharapkan bisa meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga budaya yang sangat beragam, mencakup kesenian, kerajinan, hingga kuliner.
BEC digelar rutin setiap tahun sejak 2011 juga diharapkan mampu meningkatkan kreativitas, mendongkrak potensi wisata, serta perekonomian masyarakat.
“Pesta budaya Banyuwangi Ethno Carnival diharapkan memberi dampak bagi perekonomian berbasis budaya masyarakat dan usaha kecil menengah di Kabupaten Banyuwangi,” kata Puan.
Dia menambahkan, masyarakat Indonesia harus mensyukuri karunia dan rahmat Tuhan karena melimpahkan kekayaan sumber daya alam, budaya, dan alam yang indah di Indonesia.
Menurutnya, kekayaan Indonesia menjadi modal penting untuk memperteguh Bhineka Tunggal Ika, meningkatkan kesejahteraan rakyat, serta membangun kepribadian bangsa yang berkebudayaan.
Dari sisi pariwisata, sebut Puan, jumlah wisatawan ke Banyuwangi pada 2016 mencapai empat juta wisatawan dan melebihi target yang dipatok 2,5 juta wisatawan.
Politisi PDI Perjuangan ini menilai Banyuwangi yang dijuluki “The Sunrise of Java” akan menjadi salah satu destinasi pariwisata andalan Indonesia.
Banyuwangi Ethno Carnival 2017 yang bertema “Majestic Ijen” menampilkan kesenian yang terinspirasi dari keagungan Gunung Ijen melalui peragaan kostum bertema penambang belerang, blue fire, dan kawah Ijen.
Ratusan peserta yang ikut memeriahkan BEC membuktikan bahwa budaya dan potensi lokal bisa diangkat menjadi sebuah seni kreatif moderen.
Terinspirasi dari cantiknya Gunung Ijen, BEC menghadirkan 160 busana adikarya desainer lokal yang pada tahun ini. Sejak penyelenggaraannya yang pertama BEC konsisten untuk mengangkat kearifan lokal baik tradisi maupun budaya.
“Kearifan lokal itulah sebagai tema sekaligus jadi pembeda even ini dengan even serupa di berbagai daerah lainnya,” imbuh Puan.
Sementara Bupati Azwar Anas mengatakan BEC juga menjadi sarana mendorong gotong royong dan partisipasi masyarakat bersama-sama pemerintah dalam membangun Banyuwangi.
“Kami membangun kebanggaan warga akan daerahnya. Dengan begitu warga akan tergerak untuk ikut memberikan yang terbaik bagi Banyuwangi,” ucap Anas.
Meski tujuh tahun digelar, tambah Anas, even ini tetap ramai ditonton dan pesertanya terus membeludak. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS