TRENGGALEK – Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mendorong kaum perempuan ikut cawe-cawe dalam upaya menjaga lingkungan hidup, karena masalah lingkungan tidak bisa dianggap remeh.
Menurut Arifin, ketika terjadi kerusakan lingkungan dan bencana alam maka diperlukan biaya yang tidak sedikit. Infrastruktur yang rusak karena bencana perlu anggaran besar untuk perbaikan.
“Karena semakin banyak bencana, ya semakin ambruk ekonomi. Makanya lingkungan menjadi sangat penting. Karena itu, saya ingin di Trenggalek ini juga muncul perempuan-perempuan yang menjadi penjaga lingkungan,” kata Arifin di Trenggalek, Jumat (29/10/2021).
“Lebih murah kalau kita menanam pohon, menjaga sumber mata air biar serapan tanahnya bagus. Biar tidak ada longsor, di bidang miring ditanam bambu, nanti bambunya bisa dibikin kerajinan jadi ekonomi, itu akan memperkuat ekonomi kita,” tambah dia.
Ketua DPC PDI Perjuangan Trenggalek ini menyebut, peran ikut menjaga lingkungan hidup bagi perempuan ini penting, selain punya peran di bidang ekonomi, membentuk SDM lewat pendidikan dan kesehatan.
Dorongan ini, pernah dia sampaikan terbuka di depan kaum perempuan dalam seminar pemberdayaan ormas perempuan di Pendhapa Manggala Praja, beberapa hari lalu.
Di acara tersebut, Bupati Arifin di antaranya juga mengatakan, pengarusutamaan gender bukan berarti memosisikan kedudukan perempuan lebih tinggi dari laki-laki, akan tetapi lebih kepada kesetaraan peran dalam pembangunan.
Perempuan, sebutnya, memiliki peran penting dalam menjawab tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG’s). Menurutnya, ketika perempuan berdaya secara ekonomi, maka akan secara otomatis menyelesaikan masalah pendidikan hingga kesehatan.
Orang nomor satu di Kabupaten Trenggalek itu kemudian menerangkan, berdasarkan survei 90 persen perempuan yang memiliki pendapatan diinvestasikan kembali kepada keluarga. Baik untuk pendidikan anak-anaknya maupun perbaikan gizi keluarga melalui makanan yang sehat.
“Jadi logikanya kalau kemudian di Trenggalek ini kita memastikan perempuan diberi kesempatan untuk berkarir atau berwirausaha mendapat penghasilan, maka isu-isu seperti stunting, anak putus sekolah itu diharapkan tidak ada,” jelasnya. (man/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS