Senin
25 November 2024 | 5 : 47

Bertemu Komunitas Proklamator Desa di Mojokerto, Risma Beber Tugas Utama Seorang Pemimpin

pdip-jatim-241114-TR-Moker-1

MOJOKERTO – Calon Gubernur Jawa Timur Tri Rismaharini menegaskan, bahwa tugas utama seorang pemimpin adalah memahami masalah rakyat langsung dari sumbernya. Bukan sekadar dari laporan atau hanya dari di belakang meja.

Saat bertemu Komunitas Proklamator Desa di Kedung Sumur, Desa Canggu, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Kamis (14/11/2024), Risma membagikan kenangan yang membentuk gaya kepemimpinannya, saat dia memilih berbicara dengan warga di tempat-tempat sederhana.

Karena, sebut Risma, di sanalah suara rakyat sering terdengar murni dan jujur.

“Saat saya jadi wali kota pertama, saya pernah kampanye di atas kuburan, di pinggir sungai juga. Orangnya sedikit, tetapi saya senang bisa mendengar suara mereka,” kenang Risma.

Menurut cagub nomor urut 3 tersebut, menjadi pemimpin yang baik berarti mendengarkan suara rakyat langsung, tanpa jarak, meski harus kampanye di tempat-tempat tak biasa seperti kuburan dan bantaran sungai.

Kedekatan dengan rakyat kecil selama menjabat Wali Kota Surabaya dua periode hingga saat menjadi Menteri Sosial tersebut, menumbuhkan visi besar dalam diri Risma untuk membawa pelayanan pemerintah hingga ke pelosok desa.

Karenanya, dia berencana untuk membangun Jawa Timur dari desa-desa. Risma merancang command center yang memungkinkan masyarakat desa bisa mengakses berbagai layanan pemerintah dari mana saja.

“Kami gunakan command center ini agar rakyat di desa bisa terhubung dengan layanan, meski mereka tidak punya HP juga software yang memungkinkan untuk diakses melalui smartphone,” jelasnya.

Tak hanya fokus pada layanan, Risma juga menaruh perhatian besar pada pengembangan ekonomi desa. Salah satunya, dia mengamati harga komoditas seperti jagung yang kerap anjlok, membuat petani desa kesulitan.

Untuk itu, Risma memiliki rencana menyediakan alat-alat pengolahan produk di setiap daerah, sehingga hasil bumi yang dihasilkan masyarakat desa bisa diolah menjadi produk bernilai lebih tinggi.

“Sebagian hasil jagung bisa kita jual, dan sebagian lagi kita olah menjadi minyak goreng, yang nilai jualnya lebih tinggi daripada minyak biasa,” papar Risma.

Dia lantas mencontohkan pengalamannya di Papua saat berhasil mengolah kelapa sawit menjadi minyak lokal, yang menurutnya dapat diterapkan di Jawa Timur untuk jagung dan komoditas lainnya. Sehingga desa tidak hanya bergantung pada harga pasar yang fluktuatif.

Selain itu, Risma juga berkomitmen untuk mendukung kelompok rentan di masyarakat desa. Di membeberkan kenangan bagaimana setiap hari, saat menjabat Wali Kota Surabaya dan Menteri Sosial, dia turun ke jalan untuk menemui para tuna wisma dan menawarkan mereka tempat tinggal di rumah susun sewa yang sangat terjangkau.

“Setiap pagi sebelum kerja, saya mencari tuna wisma dan menyiapkan rumah susun sewa Rp10 ribu per bulan untuk mereka. Mereka kami latih keterampilan, dan setelah siap, mereka kami bekali untuk memulai usaha,” bebernya.

Karenanya, Risma menekankan pentingnya bantuan bagi anak yatim, lansia, dan difabel. Menurut Risma, kelompok rentan ini adalah tanggung jawab negara yang diamanatkan oleh undang-undang dan agama.

 

“Anak yatim, lansia, dan difabel itu adalah tanggung jawab negara. Saya ingin melanjutkan program ini agar masyarakat yang paling membutuhkan bisa merasakan manfaatnya di desa-desa Jawa Timur,” tutur Risma.

Usai mendengar paparan Risma, dengan berbekal tekad bulat, Koordinator Proklamator Desa, Pungkasiadi, mewakili 2.500 anggota menyatakan dukungan menjadikan Risma sebagai Gubernur Jawa Timur.

“Kami berprinsip, sudah bertekad bulat, Proklamator Desa siap menjadikan Bu Risma sebagai Gubernur Jatim. Beliau itu gak kakehan omong (tidak banyak bicara) tapi langsung kerja, sat set, ini yang paling penting,” ujar Pungkasiadi.

Bagi mantan Bupati Mojokerto itu, rekam jejak Risma sebagai wali kota dan menteri sudah membuktikan bahwa ia adalah sosok pemimpin yang hebat.

“Ini sangat hebat untuk Jatim yang resik. Karena memang untuk menjadi pemimpin itu harus resik, agar apa? Agar pemerintahannya saat bersama rakyat itu jalan,” tutupnya. (yols/pr)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

EKSEKUTIF

Usai Cuti Kampanye, Eri Pastikan Pengerjaan Proyek Strategis di Kota Surabaya

SURABAYA – Setelah dua bulan cuti kampanye Pilkada 2024, Eri Cahyadi kembali ke Balai Kota Surabaya melanjutkan ...
LEGISLATIF

Jaga Kepercayaan Rakyat dan Pastikan Pilkada Berlangsung Demokratis, Pulung Harap APH Netral

SURABAYA – Anggota Komisi III dari Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Pulung Agustanto menyoroti pentingnya netralitas ...
KABAR CABANG

Menangkan Pilgub Jatim, DPC Kota Probolinggo Perkuat Saksi

PROBOLINGGO – Memenangkan Risma-Gus Hans di Pilkada Jawa Timur menjadi sebuah harga mati bagi kader PDI Perjuangan ...
EKSEKUTIF

Kembali Jabat Bupati Ponorogo, Sugiri Apresiasi Kinerja Joko Irianto Selama 2 Bulan

PONOROGO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo menggelar serah terima jabatan (sertijab) dari Penjabat sementara ...
EKSEKUTIF

Usai Cuti Kampanye, Ikfina Kembali ke Pringgitan

MOJOKERTO – Ikfına Fahmawati resmi kembali ke pringgitan untuk melanjutkan tugas sebagai Bupati Mojokerto, Sabtu ...
EKSEKUTIF

Kembali Jabat Bupati Jember, Hendy Sampaikan 3 Poin Penting

JEMBER – Hendy Siswanto kembali menjabat sebagai Bupati Jember usai penjabat sementara (Pjs) Imam Hidayat habis ...