MOJOKERTO – Komitmen menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI dan kehormatan Partai, dilakukan kader PDI Perjuangan di tataran bawah.
Seperti ditunjukkan kader PDI Perjuangan di tingkat Pengurus Anak Cabang (PAC) Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto hingga jajaran struktural di bawahnya.
Mereka berkomitmen untuk berada dalam satu komando menyikapi dinamika akhir-akhir ini, terutama setelah pimpinan FPI Rizieq Sihab mempersoalkan pidato Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Komitmen itu diwujudkan dalam deklarasi satu komando dihadiri pengurus PAC dan seluruh perwakilan Pengurus Ranting PDI Perjuangan se-Kecamatan Gedeg. Deklarasi digelar di salah satu rumah pengurus ranting Gempolkrep, di Jalan Stasiun I, Desa Gempolkrep, Minggu (22/1/2017).
Wakil Ketua Bidang Kehormatan Partai DPC PDI Perjuangan Kabupaten Mojokerto, Kunarto SE mengatakan, deklarasi satu komando merupakan salah satu respon atas instruksi Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.
Dengan deklarasi ini, diharapkan kader dan simpatisan partai tidak bertindak di luar garis koordinasi. “Karena terus terang saja, kader di bawah di PAC hingga ranting sangat marah atas sikap salah satu ormas terhadap ketua umum kami,” tandas Kunarto.
Dia menambahkan, kader PDIP di Kabupaten Mojokerto siap membela ketua umum, dari pihak manapun.
Apalagi, jelasnya, pidato Megawati yang disampaikan pada HUT ke-44 sama sekali tidak ada unsur penistaan agama seperti yang ditudingkan Rizieq Sihab.
Dalam instruksinya, Hasto menegaskan, PDI Perjuangan siap meladeni pentolan FPI itu dijalur hukum, termasuk jika FPI bertindak main hakim sendiri. “PDI Perjuangan cinta damai, tapi kalau kami diusik kami siap,” kata Kunarto.
Wakil Ketua Bidang Organisasi DPC PDIP Kabupaten Mojokerto, H Rif’an Hanum S.H menambahkan, sebagai partai pemenang pemilu dan pengusung Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla, PDIP berkomitmen untuk terus mengawal pemerintahan yang sah.
Menurut dia, saat ini ada upaya yang dilakukan pihak-pihak untuk menggoyang pemerintah. ”Di Kabupaten Mojokerto juga sudah ada tindakan-tindakan intoleran yang mengedepankan kekerasan dalam menyikapi persoalan, dan hal demikian tidak boleh kita tolerir,” tegasnya.
Sebagai partai nasionalis, lanjut Abah Hanum, bukan berarti PDI Perjuangan adalah partai yang berseberangan dengan nilai-nilai agama seperti persepsi yang sedang dibangun beberapa gelintir orang.
“Ada yang memainkan unsur SARA, untuk memecah belah anak bangsa. Hal ini juga mengancam keutuhan NKRI. Kami tegaskan, sekecil apapun upaya untuk merongrong kedaulatan bangsa akan kami lawan,” kata dia
Abah Hanum mengatakan, ada pembentukan isu secara sistematis yang dilakukan oknum tak bertanggung jawab seolah-olah kaum nasionalis berbenturan dengan kaum agamis, dan kaum agamis berbenturan dengan polisi.
“Ini sangat berbahaya. Kami melihat ada ormas yang terus menerus menebar kebencian” tandasnya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS