BATU – Dosen Departemen Antropologi FISIP Unair yaitu Drs. Bambang Budiono, M.S., M.Sosio mengatakan, kader Partai harus bisa menjadi seorang fasilitator andal. Kader yang bisa menguasai berbagai instrumen pendampingan ini, akan menguatkan keberadaan partai di tengah-tengah masyarakat
“Saya pernah diminta PDI Perjuangan Kota Surabaya untuk menjadi fasilitator tentang Pancasila. Ini kemudian menjadi tantangan, bagaimana materi Pancasila ini bisa dipahami dengan mudah, akhirnya saya membuat metode penyampaian sendiri,” ungkap Bambang Budiono.
Hal itu dia sampaikan, saat menjadi narasumber materi Andragogi dan Prinsip Fasilitator dalam pendidikan kader madya yang digelar Badiklatda PDI Perjuangan Jawa Timur, di Wisma Perjuangan, Oro-oro Ombo, Kota Batu, Sabtu (11/12/2021).
“Tugas fasilitator, adalah bagaimana menciptakan metode agar hal-hal yang tinggi itu, bisa dibumikan di tengah-tengah masyarakat,” jelasnya.
Menurutnya, dasar dari metode pendidikan andragogi berasal dari filsafat pendidikan Paulo Freire. Filsafat pendidikan ini berbeda dengan metode pendidikan konvensional yang menjadikan siswa atau murid sebagai sebuah objek.
Hal ini yang kemudian dikritik oleh Paulo Freire bahwa siswa tidak hanya objek namun juga harus menjadi subjek dalam dunia pendidikan. Oleh sebab itu akhirnya Freire menciptakan pendidikan bagi kaum tertindas.
“Pengalaman menjadi guru bagi setiap orang, setiap orang punya pengalaman masing-masing, yang bahkan narasumber tidak tahu akan itu. Pengalaman itu harus menjadi sumber-sumber pengetahuan baru dalam Diklat,” ujar Bambang Budiono.
Dia menegaskan, dalam metode pendidikan andragogi seorang fasilitator harus menempatkan setiap orang yang memiliki pengalaman.
Bahwa setiap orang memiliki ilmu dan pengetahuan di bidangnya masing-masing dan semua tempat adalah sekolah.
“Maka dari itu kita tidak boleh menyepelekan tukang becak, tukang tambal ban, orang pasar. Karena apabila kita tidak mendengarkan, kita tidak akan mengetahui bagaimana kehidupan dan dunia kesehariannya,” terang dia.
“Jadi bapak-ibu sekalian, bisa menjadi guru kepada kawan-kawan sekalian. Karena pemahaman bapak-ibu mengenai kepartaian, ideologi lebih mendalam daripada kita,” tandas pakar demokrasi dan HAM tersebut.
Bambang meyakini, ketika metode andragogi ini dapat dikuasai para peserta pendidikan kader madya mampu menjadi fasilitator andal yang mampu membumikan nilai-nilai Pancasila dan cita-cita partai di tengah-tengah masyarakat. (ace/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS