MADIUN – Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Madiun, Anton Kusumo, menegaskan bahwa meskipun peristiwa Kerusuhan 27 Juli (Kudatuli) sudah berlalu 28 tahun, semangat perlawanan terhadap demokrasi yang tidak sehat harus tetap hidup di dalam jiwa setiap kader PDI Perjuangan.
“Peristiwa Kudatuli merupakan tonggak sejarah PDI Perjuangan yang mengandung spirit perjuangan besar partai,” ujar Anton dalam peringatan doa bersama mengenang peristiwa Kudatuli di kantor DPC PDI Perjuangan Kota Madiun, Jumat (26/7/2024) malam.
Anton menekankan bahwa semangat para pejuang partai yang menjadi korban Kudatuli harus diimplementasikan oleh setiap kader dalam menghadapi Pilkada 2024 yang akan digelar serentak pada 27 November.
“Setiap kader harus siap menjadi garda terdepan dalam mengawal, mengamankan, dan memenangkan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang diusung PDI Perjuangan,” tegasnya.
Politisi senior partai berlambang Kepala Banteng ini menambahkan bahwa peristiwa Kudatuli juga mengandung semangat gotong royong dalam perjuangan partai menjadi penegak demokrasi yang sehat dan bermartabat.
Anton berpesan agar seluruh kader partai bersatu dan mengikuti instruksi pusat dalam memenangkan calon-calon yang diusung PDI Perjuangan di Pilkada serentak.
“Untuk menghadapi Pilkada 2024, kami terus melakukan konsolidasi dan merapatkan barisan agar solid. Gotong royong adalah kunci untuk memenangkan pertempuran pada 27 November 2024,” jelasnya.
Ia berharap kader-kader partai tetap solid dalam perjuangan menuju kemenangan PDI Perjuangan di Pilkada 2024. (ahm/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS