BANYUWANGI – Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memaparkan program inovasi Teropong Jiwa (Terapi Okupasi dan Pemberdayaan Orang Dengan Gangguan Jiwa), Kamis (9/7/2020).
Pemaparan itu disampaikan secara virtual di hadapan tim penilai Inovasi Pelayanan Publik yang digelar Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kementerian PAN-RB).
Teropong Jiwa adalah program pemberian terapi kerja bagi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang diinisiasi Puskesmas Gitik, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi.
Pasien ODGJ yang sudah stabil setelah menjalani serangkaian pengobatan akan dilatih berbagai keterampilan kerajinan tangan. Tak hanya berhenti di situ, para ODGJ tersebut lalu disalurkan ke sejumlah tempat kerja.
Anas menjelaskan bahwa terapi kerja ini bertujuan agar pasien ODGJ tidak mengalami kekambuhan. Mereka bisa lebih fokus dan tidak mudah emosional dan yang pasti tujuannya agar mereka bisa mandiri ke depan.
Yang spesial dari program yang berjalan sejak 2017 ini adalah para ODGJ setelah mendapat keterampilan, mereka disalurkan ke sejumlah tempat kerja. Ada yang diajak bekerja di UMKM atau diikutkan orangtua asuh.
Orangtua asuh yang dimaksud adalah puskesmas mencari keluarga yang mau menerima ODGJ yang sudah pulih untuk bisa menjadi bagian dari keluarga tersebut. Program ini khusus bagi ODGJ yang tidak mempunyai keluarga.
Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr. Widji Lestariono menyebut, para ODGJ yang telah dibekali keterampilan akan disalurkan ke sejumlah tempat kerja.
Ada yang diajak bekerja di UMKM atau diikutkan orangtua asuh. Yakni keluarga yang mau menerima ODGJ yang sudah stabil untuk tinggal dan diberdayakan dalam keluarga tersebut.
“Yang kerja di UMKM mereka ada yang ikut kerja di industri kue rumahan. Mereka bikin rengginang dan camilan ringan. Kalau orangtua asuh, mereka ada yang diajak bekerja di usaha penggilingan beras. Jadi mereka diberi kesempatan mengaktualisasikan diri untuk meminimalisir kambuh,” jelas Rio.
Paparan ini adalah seleksi tahapan pertama menuju Top 45 lomba Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik) yang digelar Kementerian PAN-RB. Sebanyak 99 inovasi terbaik dari 2.000 lebih inovasi se-Indonesia yang masuk, dipaparkan dan diseleksi secara ketat oleh tim panel independen yang ditunjuk Kemenpan-RB.
Tim ini terdiri dari Prof. JB. Kristiadi (Akademisi Universitas Indonesia), Prof. Eko Prasojo (akademisi UI) dan Dadan S Suharmawijaya (anggota Ombudsman RI). Ada juga Tulus Abadi (Ketua Pengurus Harian YLKI), Haris Turino (akademisi), Siti Zuhro (LIPI), Nurjaman Muchtar (Perwakilan Stasiun Televisi) dan Indah Sukmaningsih (YLKI).
Inovasi Teropong Jiwa kini telah direplikasi di seluruh puskesmas di Banyuwangi. Setiap puskesmas menjalankan program terapi okupasi dengan cara yang beda-beda terhadap ODGJ yang ada di wilayah kerjanya. Misalnya ada yang diajak berkebun, juga diajak membikin kripik singkong. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS