BOJONEGORO – Lomba Senam Indonesia Cinta Tanah Air (Sicita) digelar DPC PDI Perjuangan Bojonegoro secara berjenjang tak sekadar menjadi gerakan hidup bugar dan sehat. Juga turut memutar roda perekonomian masyarakat kecil.
Hingga hari Minggu (10/8/2023) atau pekan kedua babak penyisihan atau tingkat kecamatan, lomba senam kebugaran itu telah digelar di sejumlah tempat.
Lomba dimulai sejak 3 September itu, diikuti 22.467 peserta asal 27 kecamatan yang terwadahi dalam komunitas Sicita Bojonegoro. Lomba dilaksanakan berregu, memperebutkan total hadiah Rp 195 juta.
Untuk pemenang tingkat kecamatan, juara 1 mendapatkan hadiah Rp 7 juta, juara 2 Rp 5 juta dan juara 3 Rp 3 juta. Itu pun belum termasuk doorprize berupa barang pabrikan seperti kalung emas hingga kulkas.
Panitia juga berbelanja berbagai peralatan dapur buatan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) macam sutil, serok penggorengan dan lain-lain hingga jutaan rupiah untuk doorprize.
Jasa persewaan peralatan acara seremoni juga dapat berkah. Panitia menyewa panggung, tenda, soundsytem. Belum termasuk printilan macam kertas, alat tulis, styrofoam untuk identitas regu peserta hingga tiang bendera.
Demikian pula jasa sewa mobil yang digunakan peserta untuk pergi pulang dari desa masing-masing ke tempat lomba.
Bisnis kuliner pun turut terciprat order. Sebab di beberapa tempat, panitia membuka dapur umum. Jumlah peserta lomba mencapai ribuan di tiap tempat, turut menarik sejumlah pedagang maupun warga untuk mengais rezeki.
Soleh abidin salah satunya. Penjual pentol bakso keliling yang diwawancara pdiperjuangan-jatim.com saat lomba Sicita di Lapangan Desa Trenggulunan Kecamatan Ngasem, Sabtu (9/9/2023).
“Saya mengikuti terus mas lomba ini, karena saya berjualan keliling,” katanya.
Soleh hanya satu dari sekian pedagang yang terus membonceng lomba yang digelar dari satu kecamatan ke kecamatan lain, saban Sabtu dan Minggu. Selain Soleh, tampak pula pedagang kue atau minuman.
Tak hanya pedagang keliling, sejumlah warga yang mendadak berdagang juga mengadu untung dengan menjajakan rupa-rupa camilan hingga minuman.
“Lombanya ramai, kita bisa buka lapak juga. Ibu-ibu di sini juga pada buka (jualan) makanan dan minuman. Alhamdulillah, bisa dapat rejeki,” kata Vita Lakmini. (dian/hs)
.
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS