GRESIK – Kasus stunting terus menjadi perhatian pemerintah kabupaten Gresik. Desa yang telah ditetapkan sebagai kampung keluarga berkualitas (KB) diharapkan bisa mencegah stunting.
Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah menyampaikan, sebanyak 166 desa sudah ditetapkan sebagai kampung KB.
Ke depan harus aktif menjalani penguatan sumber daya manusia (SDM) dan melakukan pemberdayaan masyarakat serta penguatan institusi keluarga.
“Setelah ini diharapkan bisa menghasilkan keterpaduan program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana),” ujar Bu Min sapaan akrabnya, Senin (22/5/2023)..
Wakil bupati yang diusung PDI Perjuangan menjelaskan, kampung KB dapat memberikan penguatan pembinaan Posyandu, penguatan penanganan stunting serta memberikan percepatan pembangunan sektor terkait.
“Dalam upaya meningkatkan kualitas hidup keluarga dan masyarakat di tingkat desa dan kecamatan. Saya harapkan nantinya seluruh desa di Kabupaten Gresik bisa menjadi kampung KB,” ungkapnya.

Bu Min menyebutkan, pemerintah tengah fokus pencegahan stunting. Melalui kampung KB ini diharapkan partisipai dan sinergi berbagai lembaga yang ada di masyarakat.
“Hapannya masyarakat juga ikut berperan aktif mencegah stunting, sesuai Perbup Nomor 9 Tahun 2023 tentang percepatan penurunan stunting, melalui kerjasama semua pihak lintas sektoral antar OPD,” pungkasnya.
Sekadar diketahui, Pemerintah Pusat mentargetkan prevelansi stunting nasional sampai 14 Persen pada tahun 2024.
Kabupaten Gresik Tahun 2023 sesuai hasil survei status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 dapat di tekan sampai 10,7%.
Angka ini lebih rendah di bawah rata-rata Provinsi Jawa Timur yaitu 19,2%, serta lebih rendah rata-rata nasional yang masih pada angka 21,6%. (mus/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS