NGAWI – Anggota Komisi A DPRD Jawa Timur, Diana Amaliyah Verawatiningsih kembali mendatangkan donatur kaki palsu dari Amerika Serikat. Kali ini, untuk membantu kalangan difabel di Kabupaten Ngawi dan Magetan.
Sejumlah relawan dari pihak donatur, Gereja LDS (Latter Days Saints), melakukan pengukuran kaki lima puluhan orang difabel, pada Senin (13/3/2023).
Acara dilaksanakan di Kantor DPC PDI Perjuangan Ngawi juga bekerja sama dengan Dinas Sosial Kabupaten Ngawi dan Magetan.
Menurut Diana Sasa, sapaan akrab Diana Amaliyah Verawatingisih,
antrean permintaan kaki palsu di dinas sosial cukup banyak. Sedangkan yang bisa dipenuhi oleh pemkab hanya beberapa buah.
Aksi tersebut, lanjut Diana Sasa, untuk membantu pemkab memenuhi permintaan warga difabel yang membutuhkan.
“Beberapa ada yang sudah punya kaki palsu tapi kondisinya rusak dan perlu diganti. Tapi ada juga yang belum pernah punya sama sekali,” kata Diana Sasa, legislator PDI Perjuangan.
Dengan kaki palsu, lanjut dia, diharapkan bisa membantu aktivitas difabel. “Karena mereka juga perlu bekerja. Jadi kita harus bantu, mengingat harga kaki prostetik ini lumayan mahal,” imbuhnya.
Pembagian kaki palsu dilakukan Gereja DLS dengan penghubung Diana Sasa kali ini, tercatat sebagai yang ketiga kali dilaksanakan di Jawa Timur. Perwakilan Gereja LDS di Indonesia banyak melakukan misi kemanusian lintas agama, salah satunya adalah pembagian kaki palsu.
“Ini adalah kali ketiganya melakukan pembagian kaki palsu. Total selama dua tahun ini sudah sekitar 300 kaki yang terdistribusi di Magetan, Ngawi, dan Ponorogo,” jelasnya.
Berguna untuk Mencari Nafkah
Aris Sutiyono, warga Desa Kedunggudel, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, satu dari sekian puluh orang yang mengikuti pengukuran Brice, salah satu alat bantu mobilitas disabilitas, aspirasi Diana Sasa. Aris bilang, bantuan dari Legislator Banteng pegiat literasi itu cukup membantu kawan-kawan disabilitas. Mengingat harga alat bantu mobilitas itu tidak murah.
“Kebanyakan dari disabilitas yang mengikuti pengukuran bukan dari kalangan yang berada. Dari keluarga yang biasa saja,” kata Aris saat dihubungi pdiperjuangan-jatim.com di Ngawi melalui sambungan telepon, pada Selasa (14/3/2023).
Aris mengungkapkan, harga alat bantu mobilitas disabilitas, Brice cukup mahal. Berkisar Rp 2-3 jutaan. Sementara untuk kaki dan tangan palsu, menyentuh angka Rp5-8 jutaan.
“Kalau untuk membeli sangat berat. Adanya bantuan itu, kami sampaikan banyak terimakasih kepada Mbak Diana Sasa. Sehingga bisa membantu kami dalam mencari nafkah,” ucap Aris yang juga seorang penjahit tersebut.
Terpisah, wakil Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Ngawi Adrisk Fuad Mahardika, mengatakan, bantuan alat mobilitas disabilitas aspirasi Diana Sasa rencananya akan disampaikan setelah lebaran Idul Fitri nanti.
“Insya Allah nanti setelah Idul Fitri, alat bantu mobilitas aspirasi dari Diana Sasa akan disampaikan kepada yang bersangkutan,” katanya.
Adrisk menambahkan, kawan-kawan disabilitas yang mengikuti pengukuran alat bantu mobilitas sebanyak 47 orang. Seluruhnya warga masyarakat Kabupaten Ngawi, yang tersebar di seluruh kecamatan. “Semoga bantuan aspirasi dari Diana Sasa dapat bermanfaat, dan menjadi berkah bagi seluruhnya,” tandas Adrisk Fuad Mahardika. (amd/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS