MAGETAN – Outfit, menjadi bagian yang penting dari strategi personal branding politisi, terutama di tahun politik jelang Pemilu 2024 seperti saat ini.
Sejumlah politisi di Magetan, telah memiliki gaya khasnya terkait busana. Dan, busana ini diakui menjadi bagian dari strategi personal branding.
“Saya sudah sebulanan ini pakai sarung terus. Dan, pilih sarung batik. Saya memang suka batik. Indonesia banget gitu rasanya. Punya kepribadian yang khas,” ungkap anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jawa Timur Diana Sasa di Magetan, Rabu (1/2/2023).
Dia bercerita, setelah gonta-ganti gaya busana, sarung batik dipilih. Katanya, lebih nyaman bergerak ketimbang mengenakan kain lilit. Oufit dengan bawahan sarung batik, bisa untuk segala acara, kecuali olahraga.
“Kalau agenda blusukan, gak pernah salah kostum jadinya. Enaknya, kalau pas posisi kaki kurang sopan, gak keliatan. Kan ketutupan kakinya,” ujarnya.
“Saya masalah betul soal posisi kaki itu, karena saya ini orang jalanan, seniman, kadang manner kurang oke di hadapan para pinisepuh atau acara formal,” sambung dia sembari tertawa.
Menurut Diana Sasa, dalam strategi personal branding, outfit itu penting karena akan membuat seseorang mudah diingat dari penampilannya yang khas.
“Obama, Jokowi bajunya apa yang khas, putih, kan. Sujiwo Tejo, Sarung dan topinya. Pak Prabowo, baju tactical coklat,” sebutnya.
Tak hanya itu, tambah Sasa, outfit juga menunjukkan karakter dan pilihan keberpihakan kepada kalangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
“Saya pakai batik ya tentu saya cenderung pro produk lokal. Saya pakai tas kulit produksi Magetan. Sepatu saya beda warna kanan kiri. Itu bukan sekadar mau nyleneh tapi beda warna sepatu itu kampanye menghargai perbedaan manusia, human diversity campaign,” jelas Sasa.
Alumnus Unesa ini mengaku sering juga mengenakan outfit untuk membantu promosi produk lokal Magetan.
Dia mempromosikan produk lokal Magetan dengan membeli dan memakainya sejak pandemi Covid-19. (dav/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS