JAKARTA – Jabatan menteri yang kerap dipandang sebagai posisi tinggi dalam karier politik politikus akhirnya menghampiri kader senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Pramono Anung Wibowo. Ia kini menjabat sebagai Sekretaris Kabinet di pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla menggantikan Andi Widjojanto. Pram, sapaan akrabnya, dilantik di Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/8/2015).
Karier pria kelahiran Kediri, 1963, itu terbilang moncer. Tonggak sejarah hidup Pram bermula sebagai pengusaha yang menduduki jabatan penting. Sebelum terjun ke politik, dia lebih dulu menggeluti dunia bisnis di posisi tinggi manajerial, misalnya Direktur di PT Tanito Harum (1988-1996) dan PT Vietmindo Energitama (1979-1982), serta Komisaris di PT Yudhistira Haka Perkasa (1996-1999).
Di PDI Perjuangan, Pram aktif sejak 1998, di masa transisi dari Orde Baru ke Reformasi. Ia mulai menduduki jabatan strategis partai dengan menjadi Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan tahun 2000, dan melesat menjadi tangan kanan Megawati pada 2005 sebagai Sekretaris Jenderal PDIP. Selanjutnya pada 2009, Pramono menggerakkan roda partai banteng untuk bersatu memenangkan Megawati.
Pram pun terpilih menjadi anggota DPR RI periode 2009-2014, dan langsung ditunjuk menjadi Wakil Ketua DPR RI bersama Marzuki Alie yang saat itu menjabat Ketua DPR. Kemampuan komunikasi politik Pram adalah yang terbaik. Lawan politik pun menjadi kawan bagi Pram. Tak heran ia amat dihormati oleh rekan-rekannya di parlemen.
Saat DPR terbelah dua antara Koalisi Indonesia Hebat dan Koalisi Merah Putih usai Pemilu 2014 misalnya, Pram tak sepakat dengan langkah partainya yang hendak membentuk kekuatan tandingan di parlemen. Ia justru menjadi jembatan untuk mendamaikan kubunya dengan koalisi Prabowo. Lobi politik Pram tak perlu diragukan lagi. Ia seorang pakar.
Jam terbang, jaringan, pemahaman berpolitik, serta komunikasi politik kini mengantarkan Pram menjadi menteri yang bertugas menjadi penghubung Presiden dan publik, termasuk DPR. Maka wajar bila Jokowi memilih Pramono, sebab sosok Pram selama ini identik sebagai pelobi ulung.
Pada 11 Januari 2013, Pram resmi menyandang gelar Doktor Ilmu Komunikasi dari Universitas Padjajaran. Dia lulus dengan predikat cum laude. Pramono berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul ‘Komunikasi Politik dan Interpretasi Para Anggota DPR kepada Konstituen Mereka.’ Disertasi ini dibuat berdasarkan penelitiannya terhadap 21 anggota DPR terkait motivasi dan komunikasi politik mereka dalam Pemilu 2009.
Bagi Pramono, posisi Menteri Sekretaris Kabinet saat ini adalah puncak kariernya politiknya. Keahlian lobi dan senioritas Pram diharapkan Istana dapat menjadi jembatan Jokowi dalam mengomunikasikan kebijakan-kebijakannya kepada masyarakat. (cnnindonesia)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS