GRESIK – Kabupaten Gresik terus gencar mengembangkan seluruh desa di Kota Pudak. Termasuk wilayah di Pulau Bawean. Pasalnya, masih ada 13 desa yang berstatus berkembang. 9 diantaranya di Bawean.
“Ada 9 desa di Bawean berstatus berkembang, 5 di Kecamatan Tambak dan 4 di Sangkapura,” kata Wakil Bupati Gresik, Aminatun Habibah, saat zoom meeting dengan pihak UGM, Jumat (4/11/2022).
Oleh sebab itu, lanjut Bu Min, pemerintah menggandeng perguruan tinggi, Universitas Gajah Mada (UGM). Tujuannya mengembangkan desa lewat program Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Nantinya, peserta KKN dari UGM akan ditempatkan di dua desa di Kecamatan Tambak, Pulau Bawean. Mereka akan mengikuti program tersebut selama 2 tahun. Sehingga, mereka akan berkontribusi dalam membantu mengembangkan Pulau Bawean.
“Nanti adik-adik mahasiswa ini akan bertempat di Desa Kepuh Teluk dan Kepuh Legundi di Kecamatan Tambak, Bawean,” ujar Wakil Bupati yang diusung PDI Perjuangan tersebut.
Dalam pelaksanaan KKN yang dilaksanakan tahun depan, ada beberapa poin yang disoroti wabup. Mulai dari segi pengolahan sampah dan hasil bumi, pariwisata, kesehatan, pendidikan, serta kemiskinan.
Bu Min mengatakan, pengolahan sampah dan hasil bumi masih perlu ditingkatkan lagi. Harapannya, dari pengolahan sampah dan hasil bumi yang tepat, dapat meningkatkan ekonomi dan menurunkan angka kemiskinan warga setempat.
“Pengolahan sampah ini belum maksimal, begitu juga dengan hasil bumi dan lautnya (kelapa dan ikan). Yang ketika saat musim ikan, harganya jadi anjlok. Untuk itu nanti adik-adik KKN bisa merangkul UMKM setempat agar lebih efektif dalam pengolahannya,” imbuhnya.
Begitu juga dari sektor pariwisata, yang mana Gresik sudah menjalin kerjasama dengan beberapa universitas selain UGM. Seperti Universitas Brawijaya dan Airlangga.
Bidang kesehatan, Bu Min juga mengingatkan agar fokus pada kondisi para ibu dan remaja putri agar terhindar dari stunting.
“Kita juga perlu mendidik ibu-ibu dan remaja putri. Bagaimana mencegah terjadinya stunting, dimana stunting di Gresik masih di angka 23% dan harus kita turunkan menjadi 14%,” ungkapnya.
“Sehingga ini perlu bantuan dari para mahasiswa untuk bersatu padu dengan pemerintah, dalam mensosialisasikan hal tersebut,” imbuhnya.
Bu Min juga berharap, KKN nantinya dapat membuat program pembelajaran berbasis teknologi di sana. Mengingat lembaga pendidikan sudah banyak tersebar.
“Sekolah di Bawean itu sudah banyak. Sehingga nanti harapannya bisa membuat program yang berkaitan dengan perpustakaan atau teknologi yang digunakan,” pungkasnya.
Saat koordinasi dengan UGM, Bu Min ditemani oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Gresik Ahmad Washil Miftahul Rachman dan Kepala Bappeda Kabupaten Gresik Misbahul Munir. (mus/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS