BANYUWANGI – Jika kebanyakan orang mengisi waktu libur lebaran dengan berekreasi atau mengunjungi tempat wisata, maka tidak halnya dengan anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI, Sonny T Danaparamita, yang memanfaatkan waktu libur Lebaran dengan menggelar pertunjukan jaranan buto di kampung halamannya, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, Banyuwangi Kamis (5/5/2022).
Pagelaran kesenian jaranan buto tersebut mengusung tema “Ojo Pedot Oyot” (Jangan Putus Akar). Makna filosofi ojo pedot oyot itu sendiri, agar regenerasi pelestarian kebudayaan dan kesenian Indonesia tidak terputus dan punah di tengah kencangnya arus globalisasi dan modernisme.
“Hari ini saya bersama teman-teman dari group Jaranan Buto Campur Sari “Sekar Wangi Budoyo”, menggelar pertunjukan seni jaranan buto. Dalam acara pertunjukan ini kita mengambil tajuk “Ojo Pedhot Oyot”, yang artinya kita ingin keberadaan dan eksistensi kesenian dan kebudayaan daerah tetap lestari dan tidak putus regenerasi, sehingga kekayaan budaya kita bisa abadi dan terus dapat dinikmati,” ujar Sonny.
Berkolaborasi dengan group seni Jaranan Buto Campur Sari “Sekar Wangi Budoyo”, Sonny turun langsung menjadi lakon buto di dalam pagelaran tersebut. Warga tampak bersorak antusias manakala Sonny muncul dengan perawakan “buto” dan ikut menari bersama para lakon jaranan buto lainnya.
“Sebagai putra asli daerah Banyuwangi, tidak afdol rasanya jika saya hanya menonton dan menikmati pertunjukan saja. Maka saya putuskan untuk turut ambil bagian menjadi lakon buto dalam pertunjukan tersebut. Ya meski amatir, tapi tidak mengecewakan lah. Haha,” ungkap Sonny sembari tertawa.
Menurut Sonny, sebagai kader PDI Perjuangan, dirinya sangat memegang teguh konsep Trisakti Bung Karno, yaitu berkepribadian dalam kebudayaan. Untuk itu, pertunjukan jaranan buto tersebut, selain sebagai wadah silaturahim dan hiburan bagi masyarakat, Sonny juga ingin mengkampanyekan kepada masyarakat untuk melestarikan dan mencintai budaya asli Indonesia.
“Sebagai kader PDI Perjuangan, saya berupaya untuk mengejawantahkan salah satu dari Trisakti Bung Karno, yaitu berkepribadian dalam bidang budaya, melalui seni pertunjukan jaranan buto ini,” terang Sonny.
“Selain bisa menyambung silaturahim, dan memberi hiburan pada masyarakat, dalam kegiatan ini, saya juga ingin mengajak masyarakat untuk lebih mencintai dan turut andil dalam pelestarian budaya daerah,” imbuhnya.
Anggota Komisi Vl DPR RI tersebut juga menjelaskan, banyaknya kesenian daerah di Banyuwangi, sangat penting untuk dikembangkan. Menurutnya, keberadaan kesenian tersebut menjadi aset berharga untuk mendongkrak sektor pariwisata.
Dari itu, lanjut Sonny, pelestarian budaya bukan hanya kewajiban pemerintah daerah, melainkan seluruh lapisan masyarakat wajib bergotong royong untuk melestarikan kebudayaan yang menjadi aset daerah. Secara otomatis akan berdampak besar pada kemajuan pariwisata di Banyuwangi.
“Tidak bisa dipungkiri, banyaknya kesenian di Banyuwangi ini dapat menjadi aset berharga untuk memajukan pariwisata Banyuwangi. Untuk itu, dalam mengembangkannya tidak bisa hanya melibatkan pemerintahan saja, tapi juga bekerja sama dengan komunitas dan masyarakat setempat,” jelasnya.
“Seperti pagelaran kesenian jaranan buto yang kami gelar ini, yang tidak hanya untuk melestarikan budaya, tetapi juga dapat mendongkrak sektor wisata, sekaligus untuk mewadahi dan menumbuhkan kreativitas rakyat Banyuwangi,” pungkasnya. (ryo/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS