SURABAYA – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyalurkan sejumlah bantuan kepada 118 guru dan tenaga pendidik di kantor PGRI Kota Surabaya, Selasa (26/4/2022).
Bantuan yang diserahkan, di antaranya, kaki palsu untuk Farid Ma’ruf guru SMP Negeri 12, dan Sunar guru SDN Kupang Krajan. Kemudian pemberian kursi roda untuk Wardatul, pengidap Cerebral Palsy, serta pemberian sepeda kepada Gatot Siswanto, petugas kebersihan SDN Menur Pumpungan.
Wali Kota Eri Cahyadi mengapresiasi langkah PGRI Kota Surabaya, karena telah ikut membantu para guru dan tenaga pendidik yang mengalami kesulitan dalam kegiatan belajar dan mengajar di lingkungan sekolah.
“Saya matur nuwun kepada PGRI yang menjadi bagian Pemkot Surabaya. Tolong bahagiakan seluruh guru di Kota Surabaya. Njenengan bisa berkolaborasi dengan Pemkot Surabaya dan terus cari para guru yang memang betul membutuhkan bantuan,” kata Eri.
Ke depan, dia juga minta PGRI Kota Surabaya dan seluruh kepala sekolah untuk bisa berkolaborasi dengan jajaran Pemkot, dalam melakukan pendataan kepada para guru, tenaga pendidik, hingga pelajar yang membutuhkan bantuan.
Sebab, lanjut Eri, pihaknya tidak menginginkan para pahlawan tanpa tanda jasa dan pelajar Kota Surabaya masih mengalami kesusahan.
“Tolong nanti di-cek lagi, siapa saja yang membutuhkan bantuan, mulai guru sampai murid. Nanti sampaikan kepada PGRI Kota Surabaya untuk disampaikan kepada Pemkot Surabaya, karena kita harus ciptakan para pemimpin yang memiliki akhlakul karimah. Itu adalah tugas saya dan para guru,” ujar dia.
Meski begitu, hal ini tidak hanya untuk sekolah-sekolah di bawah kewenangan Pemkot Surabaya, yakni TK, SD, dan SMP saja. Melainkan juga SMA/SMK yang memiliki guru, tenaga pendidikan, dan pelajar warga Kota Surabaya.
“Arek Suroboyo di zaman saya menjadi wali kota, jangan sampai ada yang tidak bisa membayar sekolah. Jangan sampai ada anak Surabaya ketika masuk ke sekolah, dia merasa malu karena tidak mampu,” tegas Eri.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Yusuf Masruh mengatakan, penyaluran bantuan dari Pemkot Surabaya dan PGRI Kota Surabaya dari hasil Konser Amal tahun 2021 lalu, sempat mengalami keterlambatan.
Hal ini disebabkan pendataan dan hasil pendataan yang dilakukan, salah satunya adalah pemesanan bantuan yang disesuaikan dengan kebutuhan penerima.
“Contoh penerima kaki palsu yang kita salurkan hari ini, harus dipesankan dari Jakarta dan membutuhkan waktu lebih lama. Kemudian, pendataan dan kunjungan kepada rumah calon penerima, harus kita pastikan sesuai dengan kebutuhan mereka,” jelasnya. (yols/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS