MALANG – Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur Sri Untari Bisowarno mengatakan, Partainya akan terus menggelorakan kecintaan terhadap kebudayaan Nusantara. Hal ini sesuai dengan amanat bapak pendiri bangsa Indonesia, Bung Karno yang tertanam dalam Trisakti poin ketiga, yakni berkepribadian di bidang kebudayaan.
Bahkan, kecintaan terhadap kebudayaan asli tanah air itu, jelas Untari, dipertegas kembali oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri agar setiap kader-kader banteng di manapun dia berada harus berkontribusi dan mengambil peran dalam berbagai upaya pelestarian dan merawat kebudayaan.
“Maka kader-kader PDI Perjuangan karena sudah ada instruksi dari Ketua Umum tanpa diperintah sudah bisa langsung turun untuk merawat warisan budaya dan cagar budaya yang ada,” jelas Untari, saat menggelar sosialisasi wawasan kebangsaan di Mirabell Hotel, Kepanjen, Kabupaten Malang, Kamis (21/4/2022).
Dalam berbagai kasus, sebutnya, kader-kader PDI Perjuangan sudah memberikan teladan kepada masyarakat dan menjadi terdepan dalam menjaga kebudayaan peninggalan para leluhur.
Seperti Bupati Ponorogo yang merupakan kader PDI Perjuangan, menggelar pagelaran Reog selama satu bulan penuh untuk memprotes klaim Malaysia. Malaysia mengklaim bahwa Reog Ponorogo merupakan kebudayaan asli mereka.
Tidak hanya itu, Presiden Joko Widodo juga telah meneken Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan Negara. “Undang-undang ini, menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai kebudayaannya,” jelasnya.
“Tinggal pengembangan itu, melalui penyebarluasan, pengkajian, pengayaan keragaman, dan pemanfaatan paling dasar untuk membangun karakter bangsa juga budaya dengan meningkatkan kesadaran masyarakat,” sambung Untari.
Termasuk dalam upaya melawan paham-paham radikal yang berusaha merusak harmoni dan keberagaman bangsa Indonesia, menurutnya, dibutuhkan karakter kebangsaan yang kuat, dan penanaman nilai-nilai kecintaan terhadap budaya asli tanah air sejak usia dini.
Sehingga dapat menjadi tameng terhadap berkembangnya paham-paham yang bertentangan dengan kebhinekaan dan persatuan bangsa.
Namun, dia minta kader-kader PDI Perjuangan agar tidak antipati terhadap masifnya perkembangan teknologi informasi. Justru dia minta agar para kader banteng bisa menggunakannya sebagai sarana memasifkan kampanye kecintaan terhadap budaya asli tanah air.
Salah satunya melalui Media Pintar Perjuangan (MPP) sebuah platform digital yang diinisiasi Kepala Situation Room DPP PDI Perjuangan, Prananda Prabowo sebagai sarana bagi kader-kader banteng seluruh Indonesia terkoneksi satu sama lain.
“DPP PDI Perjuangan sudah punya Media Pintar Perjuangan (MPP). Ini adalah alat kita untuk bisa mengeksplore apapun termasuk kebudayaan. Harapannya, melalui Media Pintar Perjuangan ini, kita bisa terintegrasi satu sama lain, karena kita sedang menuju era internet of things,” ungkap Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur tersebut.
Keberadaan Media Pintar Perjuangan ini, ujar Untari, harus bisa ditangkap oleh seluruh kader sebagai sebuah wujud tekad dari PDI Perjuangan dalam mentasbihkan dirinya sebagai partai pelopor.
Salah satunya mempelopori kecintaan rakyat terhadap budaya-budaya asli yang sudah diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi.
Oleh sebab itu, dalam acara ini, Untari juga mengundang anggota Unit Media DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Bagus Satriawan sebagai narasumber untuk menjelaskan tujuan, fungsi dan cara penggunaan aplikasi MPP.
“Agar semua kader paham bagaimana cara memanfaatkan MPP sebagai alat perjuangan yang sudah disediakan oleh DPP Partai,” terang Untari. (ace/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS