KOTA PROBOLINGGO – Kabar duka datang dari keluarga besar PDI Perjuangan Kota Probolinggo. Eddy Murphy, anggota Satuan Tugas (satgas) Cakra Buana DPC berpulang kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Eddy meninggal pada Selasa (25/1/2022) sore lantaran sakit yang ia alami sekian waktu. Almarhum meninggal pada usia 55 tahun. Jenazah dimakamkan di tempat pemakaman umum tak jauh dari tempat tinggalnya di Kelurahan Jati, Kecamatan Mayangan, Rabu (26/1/2022).
Menggunakan ambulans Baguna, jenazah almarhum diantar langsung ratusan kader dan simpatisan PDI Perjuangan. Ketua DPC Haris Nasution turut mengantarkan langsung jenazah Eddy ke tempat peristirahatan terakhir.
“Innalillahi wa Inna Ilaihi Rajiun, kami atas nama PDI Perjuangan berdukacita atas berpulangnya Satgas Eddy Murphy. Almarhum adalah sosok yang penuh dengan dedikasi yang tinggi, militansinya tidak perlu diragukan lagi,” ucap Wakil Ketua DPRD Kota Probolinggo itu.
Nasution berharap, Almarhum husnul khotimah dan mendapatkan tempat mulia di sisi Allah. Pihaknya pun mengimbau para kader untuk ikut mendoakan yang terbaik bagi Almarhum.
“InsyaAllah husnul khotimah, mohon do’a nya agar kader PDI Perjuangan juga ikut mendoakan. Beliau sosok yang gigih yang tulus dalam berjuang baik bagi Bangsa dan PDI Perjuangan,”harapnya.
Di kalangan keluarga besar PDI Perjuangan, sosok almarhum cukup dikenal. Di kandang Banteng, Eddy bergabung sejak era Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dengan logo kepala banteng di dalam segi lima.
Pengabdiannya diteruskan hingga transformasi PDI menjadi PDI Perjuangan dengan logo kepala banteng moncong putih di dalam lingkaran, hingga nafas terakhirnya.
Sejumlah pengurus DPC juga turut hadir dan mengantar proses pemakaman almarhum. Salah satunya Supriyanto yang juga anggota Fraksi PDI Perjuangan. Sebagai tetangga dekat, Supriyanto merasa kehilangan.
“Almarhum sosok yang militan, terus terang puluhan tahun menjadi Satgas tidak mudah. Loyalitasnya patut kita ikuti dan apresiasi,” jelasnya.
Sementara itu, menurut Kepala Baguna PDI Perjuangan Kota Probolinggo, Sentot Abdul Rahman, pihaknya sering mengantarkan Almarhum ke rumah sakit. Sebab, Eddy sakit komplikasi yang membuatnya harus bolak-balik cuci darah.
“Meski sakit, semangatnya tetap tinggi. Saya kebetulan rutin mengantarkan ke rumah sakit untuk cuci darah maupun perawatan,” ucap Sentot.
Ia pun berharap dedikasi Eddy bisa ia contoh, termasuk oleh kader yang lain. “Selamat jalan Eddy, kami semua kehilangan sekaligus bangga akan perjuanganmu,” tutup Sentot. (drw/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS