PONOROGO – Meningkatkan kualitas pendidikan di tengah pandemi menjadi sebuah tantangan yang cukup berat bagi pemerintah. Akan tetapi bisa juga menjadi peluang bagi pemerintah untuk melakukan inovasi dalam memajukan dunia pendidikan. Seperti terobosan yang dilakukan Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, yang bisa dibilang anti mainstream (out of the box).
Bupati Sugiri melakukan transformasi pendidikan dengan menggagas sekolah unggulan, yang menjalin kerjasama dengan Oxford University Inggris. Hal itu dilakukan untuk melakukan akselerasi atau percepatan guna meningkatkan kualitas pendidikan. Ada 3 SMP negeri di Ponorogo yang mendapat bimbingan langsung dari Oxford University, yaitu SMP Negeri 1 Ponorogo, SMP Negeri 1 Jetis dan SMP Negeri 1 Badegan.
“Ini sudah berjalan 6 bulan (satu semester). Saya ingin anak-anak ke depannya bermental taqwa, berkarakter Ponorogo, beriman, dan harus berpikir internasional. Maka percepatan ini segera kami langsungkan dengan menggandeng Oxford University,” ujar Bupati Sugiri usai bertemu dengan murid, wali murid, dan guru di Pendopo Agung Kabupaten Ponorogo, Kamis (13/1/2021).
Terobosan yang dilakukan bupati dari PDI Perjuangan itu, ternyata mendapatkan apresiasi dan pujian dari para wali murid. Mereka mengakui, jika anak-anak mereka mengalami peningkatan pembelajaran yang siginifikan.
“Bahasa Inggrisnya sudah lancar. Ada yang ikut lomba sains, alhamdulillah menang. Tandanya ada perubahan yang signifikan,” lanjut Bupati Sugiri.
Kang Giri, sapaan akrabnya, juga menjelaskan, proses pembelajarannya pun dengan sistem pendidikan Oxford AQA International Curriculum. Pembelajaran dilakukan via daring/zoom meeting, di mana pengajarnya bisa menggunakan jarak jauh yang tidak terbatas.
“Sekolah unggulan bertaraf internasional ini menerapkan disiplin tinggi. Terlambat langsung didiskualifikasi. Selain itu, kerjasama dengan Oxford University ini memaksa guru mengubah mindset cara mengajar mereka. Di antaranya cara membimbing dan mengajarnya menggunakan bahasa Inggris,“ imbuhnya.
Untuk ke depan, akan diadakan seleksi ketat dengan menambahkan kuota. Para murid di sekolah tersebut nantinya akan saling berkompetisi untuk memasuki kelas unggulan.
“Proses kompetisi di sekolah akan luar biasa secara kontestasi. Biar bisa mengangkat semangat belajar dan derajat pendidikan,” tandasnya. (jrs/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS