NGANJUK – Wakil Komisi IV DPR RI, Ir Mindo Sianipar bekerja sama dengan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian menggelar Pertemuan Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Hilirisasi Kopi, Rabu (27/10/2021).
Acara digelar di rumah makan Nirwana, Nganjuk, diikuti 110 peserta terdiri dari penyuluh pertanian, petani dan pengusaha kopi. Hadir sejumlah narasumber pada acara itu.
Antara lain; Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Ir Ita Istiningdyah Munardini MP; Kepala Seksi Pengolahan Hasil Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur, Ir Agus Budi Hermanto MM; Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk, Judi Ernanto SPi MM; dan Peneliti Pertama Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Hendy Firmanto ST.
Mindo Sianipar dalam sambutannya secara virtual mendorong petani untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing hilirisasi kopi. Diakuinya, saat ini, Indonesia yang awalnya dikenal sebagai produsen kopi, perlahan berkembang menjadi negara konsumen kopi.
“Begitu juga dengan negara lain seperti negara Tiongkok, yang semula mayoritas masyarakatnya mengkonsumsi teh, kini beralih mengkonsumsi kopi,” ungkap Mindo sapaan akrab Ir Mindo Sianipar.
Tren minum kopi di kalangan masyarakat inilah, kata Mindo, bisa menjadi peluang bagi para petani dan pengusaha kopi untuk mengembangkan produktivitas dan usahanya.
Mindo menegaskan bahwa hilirisasi pasca panen kopi sangat diperlukan. “Tujuan hilirisasi pasca panen untuk mendorong petani atau pekebun mendapatkan nilai tambah dan daya saing,” terang Mindo Sianipar yang juga Ketua Bidang Koperasi DPP PDI Perjuangan.
Oleh karena itu, tambah Mindo, guna memperkuat hilirisasi, dibutuhkan teknologi pengolahan, mutu cipta rasa dan branding atau pemasaran. Untuk itu, Mindo mengajak seluruh petani kopi untuk bersatu bersinergi agar mempunyai daya tawar kepada pembeli.
“Jangan berjalan sendiri-sendiri, kita harus bersatu menjadi satu kesatuan, salah satunya membentuk koperasi, harapanya petani bisa memiliki nilai tawar dan menghasilkan produk bernilai tinggi,” katanya.
Selain itu, lanjut Mindo, petani kopi juga harus bisa meningkatkan kualitas bahan baku begitu juga dengan pemanfaatan limbah kopi.
“Petani kita pacu agar bisa memanfaatkan limbah kopi, baik untuk pupuk maupun pakan ternak,” pungkasnya.
Di Kabupaten Nganjuk terdapat 3 kecamatan penghasil kopi, yaitu kecamatan Loceret, Ngetos dan Sawahan. (endyk/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS