SIDOARJO – Teknologi berkembang pesat. Pola kegiatan perekonomian saat ini dan masa depan mengarah pada pemanfaatan teknologi digital secara besar-besaran. Soal cara pembayaran misalnya, jutaan orang kini telah beralih ke penggunaan transaksi non tunai.
Lantaran itu, untuk kesekian kalinya, anggota Komisi XI DPR RI Indah Kurnia mengajak para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) agar mampu beradaptasi dengan kehendak pasar di era digitalisasi ini.
Ajakan disampaikan wakil rakyat dari PDI Perjuangan tersebut melalui Sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai bertajuk QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) Masa Depan Pembayaran Indonesia yang digelar secara hybrid, perpaduan tatap muka dan daring, di Hotel Neo Kecamatan Waru, Rabu (8/9/2021).
“Budaya transaksi non tunai adalah keniscayaan pada era digital ini,” kata Indah Kurnia.
Indah Kurnia menambahkan, QRIS sebagai transaksi non tunai berbasis pada QR code Bank Indonesia, tak sekadar bermanfaat dalam hal proses transaksi keuangan. Juga dalam hal pengembangan usaha UMKM, terutama pada masa pandemi Covid-19 saat ini. Karena itu ia berharap penggunaan QRIS terus ditingkatkan.
“Untuk kemudahan, kecepatan, kemurahan biaya, keamanan dan kehandalan,” terang wakil rakyat dari daerah pemilihan Jatim I (Surabaya-Sidoarjo) ini.
Indah Kurnia juga menjelaskan keunggulan QRIS dari Bank Indonesia. Merchant, toko fisik maupun online yang telah bekerja sama dengan bank dalam hal pembayaran non tunai, tidak perlu banyak memasang papan barcode dari penyelenggara jasa sistem pembayaran.
“Tapi cukup memasang QRIS dari Bank Indonesia sudah bisa untuk semuanya. Dengan QRIS bukan hanya cashless tapi juga touchless,” terang Indah Kurnia, yang juga penyandang rekor MURI dengan menyanyikan 714 lagu tanpa melihat teks.
Sementara itu, Kuswardhani dari Divisi Sistem Pembayaran Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Jawa Timur, menjelaskan soal manfaat QRIS. Yakni, transaksi nirsentuh, mengikuti tren sehingga dapat meningkatkan penjualan, transaksi tercatat dan langsung masuk rekening.
Manfaat lain, lanjut Kuswardhani, tidak perlu uang kembalian, terhindar dari pencurian dan uang palsu. Juga, “Membangun kredit profil dengan mudah, serta murah dan bebas biaya bagi usaha mikro,” katanya.
Kuswardhani mengungkapkan, sejak dilucurkan Agustus 2019 lalu, QRIS telah digunakan secara nasional sebanyak lebih dari 7 juta merchant secara nasional, dengan target tahun ini 12 juta. Sementara untuk Jawa Timur sebanyak 1,5 juta.
Sosialisasi dilaksanakan oleh Yayasan Passandra bersama Tim Rumah Aspirasi Indah Kurnia. Acara digelar secara hybrid, dengan kehadiran fisik sebanyak 25 peserta dari kelompok UMKM Balongbendo. Untuk peserta yang mengikuti secara virtual tercatat 164 orang. Acara dipandu Ade Kuntho berlangsung gayeng. (hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS