LAMONGAN – Lebih dari 180-an jenazah Covid-19 dimandikan hingga dikebumikan oleh Ketua PAC PDI Perjuangan Lamongan, Kaslam, semenjak pagebluk Corona menyerang negeri ini. Berikut kisah Kaslam yang kesehariannya bertugas sebagai petugas pemulasaraan jenazah seperti dituturkan kepada www.pdiperjuangan-jatim.com, Jumat (13/8/2021).
Selain tenaga medis, ada sejumlah orang yang bekerja keras sepanjang waktu pada masa pandemi Virus Corona. Seperti cerita kader Banteng Lamongan ini yang berprofesi merawat jenazah Covid dari awal hingga akhir, dari proses memandikan hingga mengantarkan jenazah ke liang lahad untuk dikebumikan.
Maka tak heran jika ada istilah yang menyebut petugas pemulasaran jenazah bersama penggali makam sebagai pahlawan di masa pandemi. Sebab, jika tenaga medis berjuang merawat pasien di rumah sakit dan tempat-tempat isolasi lainnya, petugas pemulasaraan jenazah berkontak secara langsung dengan jenazah pasien yang gugur akibat terpapar Virus Corona.
Kaslam, Ketua PAC PDI Perjuangan Paciran Lamongan, sehari-harinya menjalani profesi sebagai tim perawatan atau pemulasaran jenazah Covid-19 di Rumah Sakit Suyudi, Paciran.
Sejak pandemi masuk ke Indonesia, beban dan tanggung jawab pekerjaannya bertambah hingga belipat-lipat jika dibandingkan dengan sebelum ada pandemi. “Dengan berpeluh, kita dan tim melawan rasa takut dan khawatir tertular Virus Covid-19 dari jenazah yang kami rawat,” katanya.
Sehari-hari, Kaslam bertugas menyiapkan rangkaian proses dalam penanganan pasien Covid yang dinyatakan meninggal dunia. Mulai dari pengambilan jenazah dari kamar rawat, memandikan, membungkus kain kafan, hingga memasukkan ke dalam peti hingga mengantarkan jenazah ke kompleks pemakaman dan memasukkan ke liang lahad.
“Memang sejak gelombang varian Delta datang, sudah sekitar 180 lebih jenazah Covid dari RS Suyudi yang kami tangani untuk dirawat dan dimakamkan,” ungkap Kaslam.
Dirinya juga tak menampik bahwa selalu merasa takut terpapar dan membawa Virus Corona ke lingkungan keluarga.
Dalam penuturannya, Kaslam mengaku ada sedikit kekhawatiran tertular Virus Corona dari jenazah yang ia makamkan. Wajar saja, dalam memakamkan, kontak dengan jenazah hingga peti tak mungkin dihindari.
Namun, mengingat jenazah yang ditangani sudah melewati protokol yang ketat, kekhawatiran yang lebih besar baginya justru adalah terpapar virus dari anggota keluarga pengantar jenazah yang belum dapat dipastikan steril dari Virus Corona.
Meski begitu, kata dia, atas nama kemanusiaan, ia dan tim tetap menjalankan tugas dan tanggung jawabnya mengurus jenazah hingga ke tempat peristirahatan terakhir.
“Saya khawatir dan takut, tetapi ini adalah bagian dari pekerjaan dan tanggung jawab saya. Karenanya, kita dalam tim ini telah menyiapkan sejumlah peralatan untuk melindungi diri,” cetusnya.
Saat tiba di rumah, sebelum berkumpul dengan dengan keluarga, Kaslam mengaku dirinya mandi dengan bersih dan benar-benar steril.
Pesan Kaslam kepada masyarakat, untuk pengantar jenazah pasien Covid-19 baik dari pihak keluarga maupun tetangga agar tetap jaga jarak, mengenakan masker, dan mengikuti protokol kesehatan. Ia dan tim berharap agar warga bersabar dengan proses pemulasaraan jenazah yang ia dan tim lakukan.
“Kalau kita nanti kena dan mati, terus siapa yang akan merawat jenazah keluarga mereka,” tanya pria yang baru saja terpilih menjadi Ketua PAC dalam Konfercab beberapa waktu lalu tersebut sambil tertawa.
Dengan tugas yang penuh risiko, Kaslam hanya bisa berserah kepada Tuhan atas hidupnya. Ia pun berharap tidak terpapar Covid agar tugas dan tanggungjawabnya bisa dilaksanakan.
“Ya Allah, kalau Engkau memberikan penyakit Covid kepada kami, siapa yang akan mengurus jenazah ini, maka mohon berikan kami kekuatan kesehatan dalam melakukan tugas proses penanganan jenazah Covid sampai selesai, hindarkan diri kami dari terpapar covid dan segera padamkan pandemi ini berakhir di Indonesia,” harapnya mengakhiri. (ak/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS