SURABAYA – Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidhayat mengatakan, pihaknya telah menyiapkan beberapa upaya untuk bisa kembali memulihkan dan meningkatkan perekonomian di wilayahnya.
Langkah ini dilakukan setelah pertumbuhan ekonomi Kabupaten Nganjuk menurun jauh, sebesar minus 1,7 persen pada 2020, dibanding 2019 yang mengalami pertumbuhan 5,8 persen.
Beberapa upaya itu, yakni memaksimalkan potensi di Kabupaten Nganjuk dengan menarik investor sebanyak-banyaknya.
Menurutnya, pada 2020 sudah banyak investor masuk, tapi mereka baru membangun, sehingga belum ada serapan tenaga kerja.
“Nah sekarang sudah ada, sehingga ini saya yakin dengan adanya pembangunan sudah berjalan maksimal, sudah mau selesai, serapan tenaga kerja ini akan mengurangi potensi pengangguran di Kabupaten Nganjuk,” ungkap Novi, Kamis (15/4/2021).
Untuk bidang pertanian, kata Novi, jika sebelumnya banyak keluhan terkait pasca panen, daya beli masyarakat turun dan lain sebagainya, kini pihaknya mengubah dengan cara membuat inti dan plasma. Dimana intinya adalah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang ada di Kabupaten Nganjuk, dan plasmanya adalah petani setempat.
“Sehingga plasma, petani yang menjadi binaan ini harus menjadi anggota dari BUMDes. Dimana BUMDes ini nanti akan membeli hasil produksi pertanian yang ada di Kabupaten Nganjuk. Dengan dibeli BUMDes, otomatis harganya akan stabil, petani tidak akan rugi,” jelas Mas Novi, sapaan akrabnya.
Pihaknya juga telah mensoundingkan kepada Bank Jatim apabila kemudian ada BUMDes yang kesulitan modal, pun untuk petaninya. “Jadi tujuan kami adalah menjaga kedaulatan pangan dan swasembada pangan di Kabupaten Nganjuk,” ujarnya.
Terkait bagaimana cara untuk menyerap hasil pertanian di Kabupaten Nganjuk, Mas Novi mengatakan, ada sebanyak 130 ribu Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di wilayah setempat dari Kementerian Sosial yang setiap bulannya membutuhkan beras 10 kilogram.
“Ini yang akan kita support nanti. Jadi kebutuhan berasnya ini akan disupport BUMDes – BUMDes tadi,” sambung dia.
Tak hanya itu, melalui Peraturan Bupati, Novi juga membuat kebijakan bahwa seluruh ASN di Kabupaten Nganjuk wajib membeli beras hasil produksi Kabupaten Nganjuk, yakni 25 kilogram setiap bulan. Sedangkan jumlah ASN di Kabupaten Nganjuk sendiri ada sebanyak 9600 orang.
“Kemudian kemarin saya menggandeng Koperasi Petrokimia Gresik yang membutuhkan beras yang cukup banyak. Sehingga saya soundingkan BUMDes di Kabupaten Nganjuk untuk bisa memenuhi kebutuhan beras yang ada di Petro Kimia. Ini untuk perekonomian di bidang pertanian yang kita pulihkan,” tandasnya.
Upaya selanjutnya untuk meningkatkan perekonomian Industri Kecil Menengah (IKM) dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kabupaten Nganjuk, Novi menggandeng pasar retail seperti Indomart dan Alfamart.
Melalui Peraturan Bupati yang dibuatnya, Novi mewajibkan pasar retail untuk menjual produk-produk IKM/UKM Kabupaten Nganjuk yang sudah terstandarisasi oleh Dinas Perdagangan.
“Sehingga ini bisa menjaga, meningkatkan omset para IKM/UKM di Kabupaten Nganjuk yang akhirnya bisa meningkatkan perekonomian mereka,” kata Novi.
Pihaknya juga telah membuka sektor pariwisata di Kabupaten Nganjuk dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. “Insya Allah nanti tahun depan bisa kembali pulih (perekonomian di Kabupaten Nganjuk, red),” harapnya. (dhani/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS