PASURUAN – Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan Andri Wahyudi, menyatakan keprihatinannya atas berulangnya bencana alam di Kabupaten Pasuruan. Dia mendorong Pemkab Pasuruan untuk segera melakukan pemetaan lahan kritis.
“Pemkab Pasuruan harus memiliki data, kawasan mana saja yang rawan longsor dan bencana alam lainnya. Perlu ada tindakan yang konkret,” tegas Andri Wahyudi yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pasuruan.
Desakan itu dia sampaikan menyikapi adanya bencana tanah longsor yang kembali terjadi di pemukiman warga di lereng pegunungan Bromo. Tanah longsor di Dusun Ledoksari, Desa Ngadiwono, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan ini menggerus bangunan dan tanah hingga kedalaman 30 meter, Selasa (2/3/2021) sore.
Tidak ada korban jiwa dalam bencana alam tersebut. Sebuah bangunan garasi dan gudang milik Hadiyanto serta lahan seluas 40×30 meter amblas karena tergerus longsor.
AW, sapaan akrab Andri Wahyudi, segera melakukan koordinasi dengan beberapa pihak terkait. Hal ini perlu dilakukan agar masyarakat tidak was-was dan dihantui bencana longsor dan banjir.
“Salah satu faktor terjadinya bencana banjir dan tanah longsor adalah banyaknya alih fungsi lahan produktif. Sehingga resapan air berkurang. Ini harus dicarikan solusi,” tandasnya.
Sementara itu, menurut keterangan perangkat Desa Ngadiwono, Singgih, dalam beberapa hari terakhir kawasan Tosari kerap diguyur hujan dengan intensitas tinggi. Bencana longsor itu terjadi beberapa jam setelah hujan reda.
“Longsoran tanah terjadi setelah hujan reda. Dua kali terjadi longsor dengan kedalaman sekitar 30 meter,” katanya.
Menurutnya, gudang dan garasi itu biasanya juga digunakan sebagai dapur keluarga.
Namun karena sudah ada tanda-tanda terjadi longsor, mobil dan motor milik Hadiyanto telah dipindahkan lebih dulu. “Kendaraan sudah dipindah pada kemarin malam,” jelas dia. (ian)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS