KOTA BATU – Pemerintah Kota Batu memberi perhatian lebih kepada sejumlah kasus dan kelompok berisiko setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) se-Malang Raya berakhir pada 30 Mei 2020. Saat ini, Kota Batu menyiapkan transisi new normal mulai 1-14 Juni 2020
Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko berpendapat, PSBB Malang Raya ini lebih tepat dilakukan di kampung-kampung. Termasuk di Kota Batu ada sebuah desa dengan 400 KK yang sekarang sedang dikarantina wilayah.
“Rapid tes yang dilakukan kepada 500-an warga di sana yang reaktif 57 orang dan konfirm 13 orang,” ungkap Dewanti, Selasa (2/6/2020).
Dewanti juga menyebutkan kelompok yang masih harus diperhatikan dengan lebih intens yakni pasar dan pedagang. “Yang paling punya risiko itu adalah para pedagang yang setiap hari pulang pergi keluar kota termasuk ke Surabaya,” ujarnya.
Pemkot Batu sudah memberikan izin kepada tempat wisata di Kota Batu untuk buka di tengah era transisi new normal atau kelaziman baru hidup di tengah pandemi Covid-19. Hanya, pada Senin (1/6/2020) Dewanti menyebut belum ada tempat wisata yang siap untuk kembali buka.
Meski sudah diperbolehkan untuk buka, tapi Pemkot Batu memberikan catatan agar pengelola destinasi wisata menyiapkan Standart Operasional Prosedure (SOP) atau protokol kesehatan sesuai dengan tempat wisata. Mulai dari menyiapkan alat pengukur suhu tubuh, hand sanitizer, tempat cuci tangan, dan sebagainya.
“Kemudian bagaimana dengan kesiapan sumber daya manusianya. Karyawannya harus wajib menggunakan sarung tangan, pelindung wajah, dan sebagainya agar terlindungi, itu yang harus dipersiapkan,” ucap Dewanti.
Wali kota yang juga Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur ini menekankan, SOP kesehatan itu harus mengacu pada Perwali nomor 56 Tahun 2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 dalam Status Transisi Darurat ke Pemulihan.
Karena sedang mempersiapkan protokol kesehatan dengan matang, hingga saat ini masih belum ada tempat wisata yang siap untuk meski sudah diberi lampu hijau. “Tempat wisata sudah dibolehkan buka, tapi terus terang belum ada tempat yang siap,” imbuhnya.
Selain itu juga terkait dengan jumlah wisatawan yang masuk di tempat wisata lanjutnya, harus ada pembatasan. Pembatasan jumlah itu 50 persen dari total kapasitas masing-masing wahana wisata.
“Pengurangan ini juga dipikirkan dari luasan areanya, protokol kesehatan ini juga berkaitan dengan physical distancing,” jelas dia.
Dewanti tidak ingin jika tempat wisata buka bersamaan, dia berharap pembukaan akan dilakukan secara bertahap. “Untuk menghindari potensi titik keramaian, karena yang ditakutkan (wisatawan) sulit untuk dikendalikan,” tambahnya.
Dibukanya kembali tempat wisata itu, diharapkan bisa kembali memulihkan perekonomian di Kota Batu. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS