JAKARTA – Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengunjungi kediaman Wakil Presiden ke-9 RI Hamzah Haz di Patra Kuningan, Jakarta (Sabtu, 5/8/2017).
Saat bersilaturahmi ke rumah Hamzah Haz, Hasto didampingi Sekjen Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Nasyrul Falah Amru, serta sejumlah pengurus DPP PDI Perjuangan.
Saat tiba di kediaman tokoh PPP tersebut, Hasto rombongan disambut langsung oleh Hamzah Haz bersama politisi senior PPP, Habil Marati.
Hasto mengatakan, kedatangannya ke kediaman Hamzah Haz untuk bersilaturrahmi dan menyampaikan salam dari Ketua Umum PDI Perjuangan dan Presiden ke-5 RI Megawati.
Sebab, kepemimpinan yang dibangun Megawati-Hamzah Haz ketika memimpin republik ini merupakan representasi kondisi nasional yang sebenarnya.
“Jadi meski saat itu katakanlah pasangan Megawati-Hamzah dikawinpaksakan MPR, tapi tali silaturrahim itu dibangun sangat baik sampai sekarang. Bahkan Pak Hamzah bilang ketika mau ambil keputusan dalam rapat kabinet, Pak Hamzah pegang tangan Ibu Megawati. Menunjukkan betapa kompaknya kepemimpinan itu. Lalu rapat bisa mengambil keputusan yang baik dan kompak,” kata Hasto.
Dia juga menjelaskan, kekompakan Megawati dan Hamzah ketika menjadi pemimpin bangsa Indonesia juga menjadi kekuatan bagi negara. Sebab ketika salah satu mengangkat alis saja dan ketika salah satu batuk saja, maka rakyat ikut batuk.
“Sangat disadari betapa pentingnya membangun soliditas dan persaudaraan di antara pemimpin nasional,” ujarnya.
Hasto juga menyampaikan bahwa Mega sering bercerita dan menyampaikan bahwa Hamzah Haz adalah pakar politik anggaran. Dan dalam pertemuan ini Hamzah menyampaikan keprihatinan karena tax ratio masih rendah.
Hamzah juga menuturkan nostalgia dengan Bung Karno dan ingat terinspirasi pidato Bung Karno yang menyatakan bahwa Indonesia adalah negara yang khas dan dibangun atas dasar Pancasila.
Pancasila juga dijalankan sangat baik. Misalnya prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa
Saat berkunjung ke kediaman Hamzah Haz, Hasto membawa oleh-oleh titipan dari Megawati berupa ayam goreng dan gudeg.
Tak hanya itu, Mega juga menitipkan bukunya yang berjudul Menangis dan Tertawa Bersama Rakyat serta Megawati dalam Catatan Wartawan Bukan Media Darling Biasa kepada Hamzah Haz. (goek/*)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS