LUMAJANG – Tahapan konsolidasi internal pemenangan pilkada serentak digelar DPC PDI Perjuangan Lumajang terus bergulir. Seharian ini, Selasa (24/9/2024), konsolidasi dilaksanakan di 3 kecamatan.
Konsolidasi untuk memenangkan calon bupati dan wakil bupati Lumajang, Indah Amperawati dan Yudha Aji Kusuma dan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur, Tri Rismaharini dan KH Zahrul Azhar Asumta.
Acara dilaksanakan di Kecamatan Tempursari, Kecamatan Pronojiwo, dan terakhir di Kecamatan Candipuro dan Pasirian.
Ketua DPC PDI Perjuangan Lumajang Solikin SH mengatakan, bahwa pihaknya terus melakukan konsolidasi dan sosialisasi internal kepada pengurus PDI Perjuangan di 21 kecamatan.
Besar harapannya, melalui kader yang hadir nantinya ikut serta dalam mensosialisasikan kepada masyarakat luas.
“Iya memang ini merupakan langkah awal konsolidasi dan sosialisasi secara internal. Tentu nantinya juga akan diagendakan untuk mengadakan kegiatan yang sama dengan masyarakat umum,” ujar Solikin.
Dalam sambutannya, Solikin mengenalkan sosok calon bupati dan calon wakil bupati Lumajang yang direkom oleh PDI Perjuangan, yakni bunda Indah dan mas Yudha. Katanya, hal tersebut merupakan intruksi partai yang harus dijalankan olehnya sebagai kader terbaik partai.
“Mas Yudha kemarin sudah berjuang melalui pileg dan berhasil. Namun tidak lama setelah dilantik sebagai DPRD Lumajang, mas Yudha harus mengundurkan diri karena harus menjalankan tugas partai sebagai calon wakil bupati Lumajang mendampingi bunda Indah,” paparnya.
“Ini semata-mata bukan karena mas Yudha haus akan kekuasaan. Namun, ini kami melihat bahwa masih banyak masyarakat yang membutuhkan pemimpin yang baik untuk Lumajang dan pemimpin yang selalu mementingkan kesejahteraan masyarakat,” lanjutnya.
Sama halnya dengan mas Yudha, Risma juga harus menjalankan intruksi partai sebagai calon gubernur Jawa Timur berdampingan dengan Gus Hans. Hal ini dipaparkan oleh Agus Wicaksono, S.Sos, Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD PDI Perjuangan Jawa Timur.
“Tidak ada dibenak bu Risma waktu itu bahwa beliau ingin menjadi dan mendaftarkan diri sebagai calon gubernur. Namun ini sudab menjadi intruksi partai yang harus dilaksanakan dengan baik dan bertanggung jawab,” jelasnya.
Berbicara track record, Agus Wicaksono menegaskan bahwa sudah banyak prestasi bu Risma selama menjadi Walikota Surabaya. Salah satunya prestasinya adalah bu Risma berhasil menutup tempat prostitusi terbesar se Asia yang ada di Surabaya.
“Apakah langsung ditutup dengan cara kekerasan menggunakan bego (eskavator)? Tentu tidak. Cara bu Risma menutup tempat prostitusi dilakukan dengan cara komunikasi yang baik,” terang Agus Wicaksono.
Bahkan, katanya bu Risma bersama dengan para ulama dan kyai menggelar istighosah serta memberikan dakwah supaya tidak ada lagi tempat prostitusi lagi si Surabaya. Sehingga, ini menjadi bagian dari tanggung jawab pemerintah untuk mengatasi perihal tersebut.
“Bukan hanya di tutup saja, namun bu Risma memiliki solusi dengan memberikan pelatihan kepada merek untuk lebih mandiri tanpa harus bekerja di dunia gelap itu. Bahkan, bu Risma memberikan pelatihan serta bantuan hibah kepada mereka sebagai modal untuk produktif, dan banyak yang sudah menjadi pengusaha kecil dan pengusaha sukses,” ujarnya.
Ditambahkan dengan sosok Gus Hans, yang merupakan putra dari kyai salah satu pondok pesantren di Jombang Jawa Timur, yang merupakan pondok pesantren tertua dan memiliki banyak santri-santriwati.
“Ini baru beberapa waktu saja menyapa masyarakat, Risma-Gus Hans dan sudah mencapai 28%. Dan ini merupakan langkah awal yang sudah baik, dan mudah-mudahan Risma-Gus Hans bisa menang di Jawa Timur, khususnya Lumajang,” tutupnya. (ndy/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS