TRENGGALEK – Peringatan Hari Ibu di Kabupaten Trenggalek terasa istimewa dengan aksi membatik Shibori bersama 650 disabilitas Trenggalek di GOR Gajah Putih, Jalan Brigjen Soetran, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek, Kamis (22/12/2022).
Aksi yang diprakarsai oleh Presiden Komisaris Uprintis Indonesia, Novita Hardini tersebut berhasil memecahkan Rekor Musem Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Momen itu semakin spesial dengan hadirnya Stafsus Presiden RI, Angkie Yudistia di tengah-tengah disabilitas dari seluruh kecamatan di Kabupaten Trenggalek tersebut. Hadir juga Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin.
Di depan para disabilitas, Angkie menunjukkan bahwa ia juga seorang disabilitas, seorang perempuan tuna rungu. Dia mampu menerobos keterbatasan tersebut dengan memaksimalkan potensi yang ada hingga saat ini bisa bekerja bersama Presiden RI Joko Widodo.
Potensi-potensi anak disabilitas menurut Angkie bisa maksimal salah satunya adalah dengan bimbingan yang tepat dari seorang ibu.
“Ibu-ibu yang memiliki anak anak berkebutuhan khusus ini adalah ibu istimewa, karena anak-anak berkebutuhan khusus bisa tumbuh menjadi potensial karena seorang ibu,” kata Angkie.
Kepada Pemkab Trenggalek, Angkie berharap para disabilitas bisa terus diberdayakan. Menurutnya dengan melibatkan disabilitas dalam memecahkan Rekor MURI merupakan salah satu bentuk kepedulian pemerintah terhadap disabilitas.
“Kalau saya bisa bekerja dengan presiden, harapannya ada disabilitas Trenggalek yang juga bisa bekerja dengan pak bupati dulu,” lanjutnya.
Sementara itu, Novita Hardini menyebut Peringatan Hari Ibu bisa menjadi pengingat sesama ibu untuk saling menjaga semangat perjuangan.
“Menjadi ibu tidak mudah apalagi menjadi ibu dengan anak yang kondisinya disorientasi dengan kelebihan berbeda,” ucap Novita.
Di bidang ekonomi, peran perempuan juga tidak bisa dipandang sebelah mata karena tulang punggung perekonomian Indonesia adalah UMKM yang mayoritas pelaku UMKM tersebut adalah perempuan.
Istri Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin tersebut pun berkomitmen semakin mengembangkan pendidikan inklusif di tahun 2023.
Ini dilakukan untuk mengejar pembangunan yang setara bagi semua pihak termasuk bagi penyandang disabilitas demi meningkatkan IPM (indeks pembangunan manusia) Kabupaten Trenggalek.
“Ibu-ibu rumah tangga yang mendidik anak di rumah ini tidak boleh rendah diri, malu, karena mereka adalah ibu bangsa. Bung Karno saja menulis seorang Sarinah, perempuan yang menginspirasi beliau sehingga jadi tokoh besar,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, Novita Hardini mengapresiasi disabilitas Trenggalek yang telah mencatatkan sejarah bukan hanya Indonesia tapi juga dunia.
“Disabilitas Trenggalek berani mendobrak keterbatasan dengan tetap menghasilkan sebuah karya. Ini juga membuktikan keterbatasan tidak ada artinya jika kita bergandengan tangan bersama,” ucap Novita.
Dia berharap gerakan pembuatan Shibori yang memecahkan rekor MURI tersebut bisa menginspirasi seluruh difabel di Indonesia.
“Keterbatasan bukan halangan untuk membuat prestasi dan sebuah gerakan yang bermanfaat bagi dirinya, keluarga dan bahkan masyarakat,” ujarnya. (red/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS