PROBOLINGGO – Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Qodim, Paiton, Probolinggo KH Hafidzul Hakim Noer, mengatakan bahwa pilihan ulama untuk mencalonkan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) sebagai Calon Gubernur Jawa Timur adalah final.
Sebab, mayoritas pesantren besar di provinsi ini sudah sepakat untuk mencalonkan Gus Ipul yang berpasangan dengan Cawagub Puti Guntur Soekarno, sehingga sebagai seorang santri sudah selayaknya menjalankan instruksi ulama.
“Pondok Lirboyo, Sidogiri, Langitan, dan pondok besar lainnya sudah satu suara untuk mencalonkan Gus Ipul. Sehingga, tidak ada alasan lain bagi kita untuk tidak menaati perintah ulama,” kata Gus Hafidz di Ponpes Nurul Hasyimi.
Hal itu dia tegaskan dalam pertemuan pengasuh dan santri tiga pesantren besar di Kacamatan Paiton, Probolinggo, kemarin.
Ketiga ponpes besar yang menjadi barisan penguat pendukung kandidat nomor urut dua ini adalah Ponpes Nurul Qodim di Desa Kalikajar, Ponpes Nurul Jadid di Desa Karanganyar, dan Ponpes Nurul Hasyimi di Desa Randutatah.
Ponpes Nurul Qodim diasuh Kiai Hasan Abdul Jalal dan berdiri sejak 1947. Sedangkan Ponpes Nurul Jadid berdiri sejak 1948 dan diasuh oleh KH Zuhri Zaini.
Kedua ponpes ini menjadi dua di antara pesantren besar di Paiton. Kemudian, untuk pesantren Nurul Hasyimi diasuh KH Muzamil dan juga menjadi salah satu pesantren tua di wilayah ini.
Di Ponpes Nurul Hasyimi, Gus Ipul bertemu dengan pengasuh dari ketiga ponpes tersebut, seperti Kiai Zuhri, KH Hafidzul Hakim Noer, dan KH Muzamil. Hadir pula, ribuan guru madrasah diniyah (madin) yang tergabung dalam Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Jawa Timur.
“Kedatangan kami bersama Gus Ipul juga salah satunya untuk mematuhi intruksi ulama. Sekali lagi, Gus Ipul bukan mencalonkan diri, tapi dicalonkan. Insya Allah, kita patuhi Kiai, Jawa Timur akan makmur,” jelas Gus Hafidz.
“Jadi kalau Kiai sudah memilihkan, Kiai Zuhri Zaini sudah memilihkan, kita wajib menjalankan untuk memilih Gus Ipul,” jelas dia.
Dalam kesempatan ini, Gus Ipul bercerita, bahwa di tengah keterbatasannnya, dia pada akhirnya berani mencalonkan diri untuk maju di pencalonan gubernur.
“Para kiai yang menginstruksikan kami untuk maju. Bahkan, karena ikhtiar kiai juga, kami akhirnya mendapat partai untuk mendaftar di KPU,” kata Gus Ipul pada sambutannya.
Karena dicalonkan oleh kiai, maka program kerja yang disusun olehnya juga menyertakan masukan dari ulama. Termasuk, dengan membesarkan peran pesantren dan madrasah diniyah di Jawa Timur.
“Kami ingin lembaga pendidikan yang negeri berkembang, sedangkan yang swasta terus dijaga. Keduanya harus bersinergi,” ujarnya.
Oleh karenanya, Gus Ipul menyiapkan program Madin Plus yang nantinya akan memaksimalkan bantuan operasional sekolah daerah (bosda) dan beasiswa untuk guru madin.
“Sekolah formal harus dilengkapi dengan madin untuk melahirkan alumni yang bukan hanya paham ilmu namun juga kuat agamanya,” kata Gus Ipul yang juga Ketua PBNU ini.
Dengan memaksimalkan lembaga pendidikan tersebut, Gus Ipul juga berharap Jawa Timur dapat mewujudkan progam wajib belajar 12 tahun.
Khusus untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) yang menjadi kewenangangan pemerintah Provinsi, Gus Ipul berkomitmen untuk menggratiskan jenjang ini.
Nantinya, pemrov akan mengalokasikan anggaran Rp1,4 triliun untuk pendidikan. “Salah satu titipan kiai adalah kami diminta untuk meningkatkan pendidikan di Jawa Timur. Ini yang juga menjadi komitmen kami,” paparnya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS