Penganugerahan tanda kehormatan tersebut dilakukan Presiden Susilo Yudhoyono di Istana Negara, Rabu (13/8/2014). Upacara penganugerahan bintang kehormatan itu mengawali rangkaian HUT ke-69 Kemerdekan Republik Indonesia.
Penyematan tanda kehormatan itu dihadiri oleh Ibu Negara Hj. Ani Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono, Ketua Lembaga Negara, dan para menteri serta pejabat lainnya. Selain anugerah Bintang Mahaputra Adipradana, SBY juga menganugerahkan tanda kehormatan Bintang Maha Putera, Bintang Mahaputera Utama, Bintang Jasa Utama dan Bintang Jasa Nararya kepada tokoh nasional yang dinilai berjasa.
Soal penghargaan Bintang Mahaputra Adipradana, Pramono Anung mengatakan, hal itu sepenuhnya menjadi hak Presiden SBY. Menurutnya, DPR tidak mempunyai ruang untuk melakukan pengawasan karena itu wewenang Presiden SBY. “Biarlah publik yang melakukan pengawasan dan memberikan catatan dan penilaian,” kata Pramono kepada wartawan di Jakarta.
Untuk menentukan pemberian gelar Bintang Mahaputra Adipradana, Pramono menerangkan, sudah ada timnya. Mereka yang memberikan pertimbangan dan penilaian terhadap orang-orang yang dinilai memiliki peran dan kontribusi bagi bangsa dan negara.
“Bintang Mahaputra itu diberikan kepada orang-orang yang mempunyai jasa bagi bangsa dan negara. Pertimbangan itu yang seharusnya menjadi dasar untuk memutuskan pada siapa gelar tersebut diberikan,” jelas politisi asal Kediri tersebut.
Terkait ada tidaknya unsur politik, Pramono mengatakan, pertimbangan yang digunakan adalah pertimbangan kontribusi, dan bukan pertimbangan kedekatan, pertimbangan politis. “Dalam memutuskan pemberian gelar tersebut Presiden tidak perlu mendapatkan persetujuan DPR,” urainya.
Bintang Mahaputera Adipradana diberikan kepada 38 tokoh, yaitu istri Wakil Presiden Herawati Boediono, Ketua MPR Sidarto Danusubroto, para Wakil Ketua MPR, yakni Melani Leimena Suharli, Ahmad Farhan Hamid, dan Hajriyanto Y Thohari, dan Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin. Begitu juga Ketua DPR Marzuki Ali, para Wakil Ketua DPR, yaitu Priyo Budi Santoso, Pramono Anung, Muhammad Sohibul Imam, dan Taufik Kurniawan.
Anugerah sama juga diberikan kepada mantan Menteri Pendidikan Bambang Sudibyo, mantan Menteri Agama Muhammad Maftuh Basuni, mantan Meneg BUMN Sofjan A Djalil, mantan Menristek Kusmayanto Kadiman, mantan Menpora Adhyaksa Dault, mantan Menpera Yusuf Ashari.
Juga Menko Perekonomian Chairul Tanjung, Menlu Marty Natalegawa, Gubernur BI Agus Martowardoyo, Menperin MS Hidayat, Menhut Zulkifli Hasan, dan Menhub EE Mangindaan.
Juga Mensos Salim Segaf Al Jufri, Menkominfo Tifatul Sembiring, Menristek Gusti Muhammad Hatta, Menkop dan UKM Syariffudin Hasan, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari, Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi Azwar Abu Bakar.
Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Helmy Faisal Zaini, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Armida Alisjahbana.
Mantan Menteri BUMN Mustafa Abubakar, Kepala BPN Hendarman Supandji, Jaksa Agung Basrief Arief, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, mantan Kapolri Jenderal Polisi (Purnawirawan) Timur Pradopo, Kepala BNPB Syamsul Maarif, dan anggota Dewan Pertimbangan Presiden Ma’ruf Amin.
Bintang Mahaputera Utama diberikan kepada tiga tokoh yaitu Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, Gubernur Papua Barat Abraham Octavianus Atururi, Direktur Utama BRI Sofyan Bashir.
Bintang Mahaputera Nararya diberikan kepada lima tokoh yaitu anggota BPK Hasan Bisri dan Sapto Amal Damandari, mantan Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara Lambock V Nahattands, Kepala LIPI Lukman Hakim, dan aktivis bidang kesejahteraan sosial, pendidikan dan kesehatan, Sri Rejeki Chasanah Soedarsono.
Sementara Bintang Jasa Utama diberikan kepada dua tokoh yaitu Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak, dan Kepala BPKP Mardiasmo.
Sedangkan bintang Jasa Nararya diberikan kepada sembilan tokoh yaitu Kepala Badan Kepegawaian Negara Eko Sutrisno, Kolonel Infantri (Purn) Surachman Atlet Ultra Marathon, yang mengharumkan nama bangsa dengan sejumlah prestasi di antaranya juara pertama master marathon di Thailand 2011, dan peraih juara pertama jalan cepat se-Asia 2012 di Taiwan.
Pendeta Lipiyus Biniluk tokoh masyarakat Papua yang aktif dalam memperjuangkan perdamaian dan rekonsiliasi Nicholas Jouwe, Nicholas Simion Messet, Frans Albert Yoku aktif dalam membantu diplomasi di fora internasional, Constant Karma yang aktif di bidang kesehatan khususnya penanggulangan HIV/AIDS.
Untuk tanda kehormatan Bintang Mahaputera baik Bintang Mahaputera Adiprana, Bintang Maha Putera, Bintang Mahaputera Utama diberikan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No 65/TK/2014. Sementara itu, untuk penghargaan Bintang Jasa, baik Bintang Jasa Utama maupun Bintang Jasa Nararya berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 66/TK/2014. (sa/*)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS