Wasekjen PDIP: Sikap Pribadi Presiden Jokowi Sangat Jelas, Dukung Gus Ipul-Puti

Loading

SURABAYA – Ketua Tim Pemenangan Internal PDI Perjuangan untuk Pilgub Jatim Ahmad Basarah mengatakan, pernyataan politik Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto terkait Pilgub Jawa Timur mengarah pada upaya adu domba, antara Ketua Umum PDIP yang juga Presiden ke-5, Megawati Soekarnoputri, dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

”Pernyataan Pak Airlangga menyinggung perasaan Ibu Megawati, dan mengarah pada upaya adu domba antara Bu Mega dan Pak Jokowi,” kata Basarah dalam pernyataan kepada media, Selasa (26/6/2018).

Dalam kampanye di Probolinggo, Sabtu (23/6/2018), Airlangga Hartarto mengatakan bahwa meski Jokowi kader PDIP, namun mendukung Khofifah Indar Parawansa dalam Pilgub Jatim.

Menurut Airlangga, Jokowi mengatakan bahwa dalam memilih cagub tidak harus atas dasar kesamaan partai. “Pak Airlangga membawa-bawa dan memanfaatkan nama Presiden Jokowi untuk menyinggung partai lain. Itu tidak elok,” kata Basarah yang juga Wakil Ketua MPR RI.

Basarah menegaskan, sikap pribadi Jokowi terhadap Pilgub Jawa Timur sangat jelas, yaitu mendukung Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Puti Guntur Soekarno, kandidat nomor urut 2.

“Sebagai Ketua Tim Pemenangan, saya dan Puti Guntur Soekarno sudah dua kali dipanggil Bapak Jokowi secara khusus pada 13 Februari 2018 dan 14 Mei 2018 yang lalu. Dalam pertemuan tersebut Pak Jokowi memberikan ucapan selamat kepada Mbak Puti dan bahkan beliau memberikan arahan-arahan dan petunjuk cara untuk memenangkan pilgub Jawa Timur. Setelah pertemuan kami berdua dengan Pak Jokowi langsung ditindaklanjuti dukungan dari seluruh relawan-relawan Jokowi yang ada di Jatim,” jelas Basarah.

Dalam pembicaraan tersebut, Basarah menambahkan, Jokowi juga menjelaskan bahwa dia kecewa karena Khofifah meninggalkan jabatan Menteri Sosial sebelum berakhir masa jabatan.

“Secara tegas Jokowi menyatakan tidak pernah ada instruksi mendukung Khofifah. Jadi pernyataan Pak Airlangga patut dipertanyakan karena dia memanfaatkan nama Pak Jokowi untuk kepentingan kelompoknya,” kata Basarah.

Menurut Basarah, pernyataan Airlangga yang mengatasnamakan Presiden Jokowi bahwa dalam memilih cagub tidak harus didasarkan atas persamaan partai adalah pernyataan yang memanas-manasi perasaan Megawati. Apalagi Puti Guntur Soekarno adalah keluarga besar Bung Karno.

Demikian juga dengan pernyataan Airlangga yang mengatakan bahwa alasan Pak Jokowi mendukung Khofifah karena telah mendukung dalam Pilpres 2014 juga seakan-akan menafikan keberadaan PDI Perjuangan sebagai partai utama pengusung Presiden Jokowi pada Pilpres 2014.

”Publik masih ingat, Golkar berada di mana saat Pak Jokowi berdarah-darah berjuang dalam Pilpres 2014 demi tujuan menyejahterakan Indonesia,” ujarnya.

Harusnya, kata Basarah, jika Airlangga Hartarto loyal kepada Jokowi, dia harus menjaga suasana kondusif dan menjaga kekompakan antarpartai pendukung Jokowi. Terutama dengan PDI Perjuangan tempat Jokowi dibesarkan.

“Saya haqqul yakin, Pak Jokowi adalah tokoh yang sangat menghormati Bung Karno, Bu Mega dan Pak Guntur Soekarno, ayahnya Puti. Jadi tidak mungkin Jokowi tidak mendukung Puti dalam Pilgub Jawa Timur. Seharusnya Airlangga meminta penjelasan ulang kepada Jokowi tentang siapa sebenarnya yang beliau dukung,” pungkas Basarah. (goek)