Usai Pilkada DKI, Jokowi Masih Ungguli Prabowo

Loading

JAKARTA – Perhelatan Pilkada DKI Jakarta tidak berefek signifikan terhadap dukungan kepada tokoh-tokoh untuk menjadi presiden. Sebelum dan sesudah Pilkada DKI Jakarta, dukungan kepada Joko Widodo tetap stabil di posisi atas.

“Jokowi tetap yang teratas, dan tetap diikuti Prabowo di posisi kedua, juga dengan posisi relatif stabil,” kata Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) Djayadi Hanan, dalam paparan survei SMRC di Jakarta, Kamis (8/6/2017).

Dia menyebutkan, dalam pertanyaan terbuka, bila pemilihan presiden diadakan ketika survei dilakukan, sebanyak 34,1 persen pemilih spontan mendukung Jokowi. Sedang yang mendukung Prabowo hanya 17,2 persen.

Djayadi juga mengemukakan, perbedaan elektabilitas antara keduanya cukup signifikan, yaitu sekitar 17 persen.

Sementara, itu dalam simulasi head-to-head, elektabilitas Jokowi mencapai 53,7 persen, sedangkan Prabowo berada di level 37,2 persen. Adapun responden tidak menjawab sebanyak 9,1 persen.

Djayadi menambahkan, tingkat kepuasan publik pada kinerja Jokowi masih stabil, bahkan mencapai 67 persen. Sebanyak 69 persen responden bahkan yakin akan kemampuan Jokowi memimpin.

Sementara itu, penilaian atas kondisi ekonomi, politik, dan keamanan juga relatif stabil. Sebanyak 44,4 persen responden merasa ekonomi rumah tangganya lebih baik dibandingkan tahun lalu.

Bahkan, sebanyak 62,3 persen optimistis keadaan ekonomi keluarga akan lebih baik di tahun depan.

Seiring dengan hal tersebut, Djayadi menamahkan, penilaian atas kondisi ekonomi nasional juga cenderung positif, yakni 57,1 persen. Namun perlu diketahui, persepsi responden ini merupakan persepsi dari masyarakat atau ekonomi rumah tangga.

Tentu dalam hal ini SMRC tidak melihat persepsi dari kacamata pengusaha.

Sementara itu, kepercayaan pada lembaga-lembaga publik juga tidak banyak mengalami perubahan. Urutan teratas masih ditempati TNI (90 persen), Presiden (86 persen), KPK (86 persen), Polri (77 persen), pengadilan (76 persen) dan kejaksaan (74 persen).

“Tingkat kepercayaan pada partai dan DPR paling rendah dibandingkan pada lembaga-lembaga yang lain,” ungkapnya.

Survei SMRC ini dilakukan pada 14-20 Mei 2017 dengan melibatkan 1.350 responden yang dipilih dengan teknik multistage random sampling dari total populasi nasional yang sudah memiliki hak pilih pemilihan umum.

Margin of error survei ini rata-rata 2,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (goek)