Santrinya Akan Mondok Lagi, Pengurus Ponpes Konsultasi ke Wali Kota Risma

Loading

SURABAYA – Wali Kota Tri Rismaharini menerima kunjungan dari jajaran pengurus Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya di Taman Surya Balai Kota Surabaya, Kamis (30/7/2020). Mereka diskusi tentang rencana kembalinya santri ke pondok pesantren sembari mematuhi protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19.

Di sela diskusi, Risma minta mereka untuk melakukan rapid tes terlebih dahulu, baik santri yang baru datang ke pondok, semua guru atau ustadnya, petugas kebersihan dan keamanan, serta orang-orang yang beraktivitas di pondok pesantren itu. Terutama yang keluar-masuk pondok pesantren.

“Jadi, nanti semuanya harus dirapid tes tes dulu, semuanya tanpa terkecuali, kita sediakan gratis nanti, kita fasilitasi. Bahkan kalau perlu, orang tua santri yang mengantar ke pondok juga harus dites,” kata Risma.

Menurutnya, jika nanti ditemukan ada yang reaktif ketika dirapid tes, maka akan dites swab dan akan diisolasi dulu sembari menunggu hasil tes swabnya. Kemudian, jika santri itu sudah negatif atau sudah sembuh, maka akan dikembalikan lagi ke pondok pesantren.

“Kalau imunnya kuat, mungkin tidak lama kok Ustad isolasinya, nanti kami tes lagi. Nah, jika sudah negatif, kami akan kirim lagi ke njenengan (Anda),” ucapnya.

Risma juga minta mereka untuk memperketat protokol kesehatannya, baik jalan masuk dan keluarnya santri, penyediaan fasilitas cuci tangan, bilik sterilisasi, serta kamar mandinya harus selalu bersih dan steril.

Bahkan, dia siap membantu mereka wastafel dan bilik sterilisasi. “Insya Allah nanti akan kami bantu lagi,” tuturnya.

Presiden UCLG ASPAC ini juga minta mereka untuk mengurangi jam masuknya, tidak boleh sama dengan jam masuk sebelum pandemi. Dia juga tak lupa menganjurkan untuk tidak menggunakan AC di ruangan, karena hal itu bisa berpotensi menularkan virus baru ini.

“Jadi, tolong semua protokol kesehatan yang sudah disiapkan nanti diserahkan kepada kami, nanti akan ada tim yang evaluasi ke sana terkait persiapan protokol kesehatan ini,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Badan Pengurus Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya Syamsuddin mengatakan pondok pesantren ini santrinya sangat banyak, sekitar 2.250 orang.

Makanya, ia menilai perlu untuk meminta saran dan masukan serta bantuan dari Wali Kota Risma karena para santri itu akan segera kembali ke pondok.

“Jadi, kami meminta dukungan dari Bu Wali terkait santri yang boarding atau yang mondok ini, karena mereka itu terdiri dari SMP dan SMA serta mahasiswa,” kata Syamsuddin.

Dia bersama pengurus pondok lainnya akhirnya bisa bernafas lega setelah Risma menyetujui dan mengizinkan mereka untuk mengaktifkan kembali pondoknya. Bahkan, Risma juga sudah siap untuk memberikan fasilitas rapid tes kepada semuanya, sehingga mereka semakin senang dan bersyukur.

“Kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Bu Wali. Sebab, beliau sangat detail memahami situasi dan kondisi Surabaya dan sangat cepat melakukan respon terkait permasalahan-permasalahan di Surabaya,” ucapnya.

Rapid tes rencananya akan dilakukan pada saat kembalinya para santri yang dilakukan secara bertahap. Tahap pertama santri itu akan kembali pada 2 Agustus 2020, tahap kedua 3 Agustus 2020 dan tahap ketiga 16 Agustus 2020. (goek)